Selasa, 27 November 2012

Ketaatan


Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. -     Yesaya 1:29

 
Memang ada yang disebut sifat manusia, kemanusiaan sejati dan pemenuhan diri, dan bahwa kemanusiaan sejati adalah kebebasan sejati. Tetapi kebebasan menuntut otoritas eksternal yang memadai, jika tidak hidup kita tidak akan terintegrasi. Tanpa prinsip otoritas eksternal semua orang akan menjadi Legion, sebab mereka banyak: seribu macam hasrat berbeda yang menariknya ke segala arah, dan ia akan menjalani hidup dengan perhatian terbagi-bagi. Ia tidak memiliki kriteria untuk menentukan prioritas; ia tidak cukup kenal diri sendiri untuk mengetahui apa yang sesungguhnya ia inginkan, dan terus menerus kecewa sebab kesukaan yang diharapkan berubah jadi debu di tangannya. Ia hidup dalam era nihilisme, suatu penyangkalan akan adanya nilai dalam segala sesuatu.

            Manusia boleh terkesan berani (sebab harus hidup dalam dunia penuh bahaya) tetapi tak pernah merasa berarti dan puas. Yang biasa disebut kebebasan tak lain adalah belenggu kepada diri sendiri dan ia tak pernah mengerti paradoks bahwa kebebasan sejati didapat di bawah ketundukan kepada otoritas. Bahkan hanya ada satu prinsip yang memberikan kebebasan yaitu penerimaan akan aturan sang Pencipta dan melalui Tuhan kita Yesus Kristus, dan aturan itu dilakukan melalui Alkitab.

            Jadi Kekristenan adalah kemanusiaan paling sejati sebab ia membawa kita ke bawah otoritas yang sepenuhnya cocok dengan sifat manusia dan membawa kepada keutuhan, serta kepuasan. Ketika mengusulkan injil kita harus fokus perhatian pada Yesus Kristus yang adalah otoritas Allah, hukum taurat, injil dan keselamatan dalam manusia. Injil memanggil bukan atas dasar Kekristenan sebagai suatu sistem tetapi atas diri Anak, dan otoritas dasar injil ialah pengaturan pribadi atas kehidupan kita melalui Firman, sebagai Juruselamat dan Tuhan kita yang benar.


Apakah aku memiliki sikap taat kepada otoritas Allah?

Tuhan, aku memiliki keinginan untuk taat, namun tampaknya aku tidak sungguh menikmati hidup. Tunjukkanlah jika ada sesuatu yang harus kulakukan agar janji-Mu itu terpenuhi dalam hidupku.

Sabtu, 24 November 2012

Alkitab - Untuk Dinikmati


Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta. - Mazmur 119:14

Kenikmatan, yang tidak bercampur dan tanpa akhir, adalah maksud Allah untuk umat-Nya dalam segala aspek dan kegiatan persekutuan mereka dengan-Nya. “Di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa” (Mzm. 16:11). Saya memegang doktrin bahwa tidak ada kenikmatan yang sesering atau sedalam yang dialami oleh orang Kristen yang penuh syukur, berbakti, tak berpikiran bercabang, dan menyangkal diri. Saya meyakini bahwa kesukaan dari kerja dan santai, persahabatan dan keluarga, makan dan persetubuhan, seni dan hobi, bermain dan menonton, petualangan dan pembuatan sesuatu, menolong orang, dan semua kenikmatan dari berbagai aspek kehidupan lainnya berlipat ganda bagi orang Kristen, sebab mereka mencicipi Allah dalam segala kesenangan dan ini menambah kesenangan yang ada; sedangkan pada orang lain justru terasa dangkal dan berkurang.

            Saya juga percaya bahwa tiap perjumpaan antara orang Kristen tulus dan Firman Allah, selalu membawa kesukaan; dan semakin sungguh sikap orang Kristen tersebut semakin besar kesukaannya.

            Kesukaan itu tidak datang melalui Penelaahan Alkitab demi kenikmatan kita sendiri, tetapi dari tujuan yang mengusahakan kemuliaan Allah. Mempelajari Alkitab hanya memberikan kenikmatan jika kita menyesuaikan diri dengan Pencipta kita dalam iman dan kelakuan melalui percaya dan taat. Yang menghasilkan kesukaan ialah menemukan jalan Allah, anugerah Allah, dan persekutuan dengan Allah melalui Alkitab, meskipun apa yang Allah katakan kepada kita seringkali membuat kita terkapar.

 
Baca Mazmur 119 dan catat seberapa sering penulis bicara tentang hukum (taurat) Allah sebagai kesukaan, atau sesuatu yang ia cintai.

Tuhan, aku ingin makin mengalami arti bersuka di dalam-Mu.

Jumat, 23 November 2012

Perkataanku dan Firman


Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman. - 2 Petrus 1:18-19

 
Petrus ingin para pembacanya yakin tentang realitas kebenaran, dan keandalan hal-hal yang telah ia ajarkan tentang Yesus Kristus kepada mereka. Inti yang ia katakan ialah: Kami tidak menyampaikan kisah-kisah kosong tanpa dasar fakta ketika kami bicara  tentang kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Tidak sebab kami adalah saksi mata kemuliaan-Nya. Kami melihat dan mendengar. Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa: suatu suara datang kepada-Nya dari kemuliaan dahsyat dan berkata: “Inilah Anakku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.” Kami melihat, dan mendengar itu. Terimalah kesaksian kami.

            Tetapi ia melanjutkan: Jangan hanya menerima dari kami. Kami memiliki sumber yang lebih pasti dan kokoh tentang pengetahuan akan Kristus daripada saksi mata; yaitu, Firman nubuatan (seluruh Perjanjian Lama). Secara mengagetkan Petrus pindah dari kesaksiannya ke Alkitab. Ia memberitahu pembacanya bahwa Firman nubuatan jauh lebih pasti: bahwa apa yang Allah katakan meneguhkan pengalamannya, bukan sebaliknya.

            Firman nubuatan juga meliput tulisan rasuli untuk kita: “Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya... Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain” (2Ptr. 3:15-16). Dengan membandingkan tulisan Paulus dengan bagian Alkitab lain, secara tidak langsung Petrus memperlakukan tulisan Paulus sebagai Alkitab juga.

 
Apakah dalam gerejaku kesaksian pribadi dikawinkan dengan kebenaran Alkitab?

Tuhan, kiranya seperti Petrus, aku sanggup bicara kepada orang lain dengan otoritas, “Terimalah kesaksianku ini, sebab Alkitab menjadi dasar pedukungnya.”

Kamis, 22 November 2012

Firman Allah


Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. - Mazmur 119:12


Untuk pemazmur Firman Allah adalah sekumpulan pengajaran ilahi, yang ditulis sebagai rujukan tetapi yang sebagian besarnya diturunkan secara lisan; kumpulan ajaran yang keberadaannya sendiri merupakan tanda perkenan Allah: Israel mendapat hak istimewa untuk menikmati baik anugerah maupun ajaran-Nya. Allah telah menyatakan kehendak-Nya dalam bentuk maksud dan perintah, dan kesalehan berarti hidup sesuai Firman-Nya.

            Pemazmur bicara tentang menyimpan Firman dalam hati dan ingatannya, diam dan bersuka di dalamnya, menatap kepadanya agar ia terpelihara dari dosa dan mengajarnya tentang jalan kehidupan. Ia rindu mempraktikkan itu sepenuhnya.

            Selain fakta Firman Allah, ayat ini bicara juga tentang bentuk-bentuk Firman. Firman berarti pesan; hukum (taurat) berarti ajaran, seperti dari bapa kepada keluarganya; kesaksian, ketetapan, peraturan, peringatan, perintah adalah perintah moral. Ayat ini juga bicara tentang berkat bagi orang yang jalan dalam Taurat dan menunjuk tajam kepada pencarian akan Allah sebagai inti dari memelihara hukum-Nya, adalah peringatan bahwa Firman mengandung janji dan menyingkapkan diri Allah sendiri. Firman adalah pengantara Allah untuk komunikasi dan komuni dengan manusia dalam banyak segi relasi-Nya dengan kita.

            Akhirnya ayat-ayat ini memperlihatkan buah Firman Allah. Ia membangkitkan hasrat untuk taat, doa untuk pengajaran, dan pencarian sepenuh hati akan Allah; ia membersihkan jalan menjauhkan kita dari hal yang mencemarkan; ia menggerakkan kita untuk bicara bagi Allah dan menemukan kesukaan kita dalam Dia. Maka melalui Firman Allah, karya Allah berlanjut dalam kehidupan manusia.


Apakah aku cukup memakai Firman Allah – sebagai cara utama untuk membimbing, bertumbuh, dan beroleh anugerah?

Jadikan bacaan hari ini dasar untuk doa Anda.

Selasa, 20 November 2012

ROH dan Alkitab


Mereka semua akan diajar oleh Allah. - Yohanes 6:45

 
Orang Kristen dijanjikan hak untuk mendapat pengajaran Allah, dan hal itu dilakukan oleh Roh Allah. Roh yang mengajar semua perkara kepada para rasul adalah juga urapan yang mengajar semua umat milik Kristus (1Yoh. 2:27) – bukan dalam bentuk penyingkapan kebenaran baru yang tadinya belum diketahui, tetapi dengan menyanggupkan kita mengenali sifat ilahinya dan tunduk ke bawah otoritas realitas ilahi yang disingkapkan kepada kita.

            Tetapi apakah kita  terbuka kepada karya Roh ini? Sejauh kita mendekati Alkitab dengan mengambil jarak, yaitu dengan hanya menghargai kesejarahan atau estetikanya, dan sejauh kita memperlakukannya hanya sebagai tulisan manusia. Kita hanya terbuka kepada pelayanan Roh sejauh kita bersedia melangkah masuk ke dalam Alkitab dan mengambil tempat bersama orang-orang yang menyambut bicara Allah – seperti Abraham yang mendengarkan Allah di Ur, Musa yang mendengarkan Allah di Sinai, umat Israel yang mendengarkan Firman Allah dari bibir Musa dan para nabi, orang Yahudi yang mendengar ucapan Yesus, orang di Roma dan Korintus serta Timotius yang mendengarkan Paulus, dan seterusnya – dan ikut berbagian diajar bersama mereka, memperhatikan apa yang Allah katakan kepada mereka dan berusaha mendengar melalui itu apa yang Allah ingin katakan kepada kita.

            Banyak orang yang tidak begitu suka itu – kita berprasangka, malas, dan tidak siap untuk melatih roh serta hati nurani kita. tetapi kuatnya kesediaan dan penerimaan kita, adalah karunia Roh. Maka kita harus berdoa, “Ajarku ketetapan-ketetapan-Mu” (Mzm. 119:12), sebagai permohonan bukan saja untuk diajar tetapi untuk memiliki kesediaan diajar.

 
Seberapa jauh aku bersedia berusaha dan berdoa agar mengerti Alkitab?

Tuhan, kiranya RohMu mengarahkan imajinasiku supaya melalui karunia dari-Mu ini aku dapat mengerti Firman-Mu lebih baik.

Senin, 19 November 2012

Kitab Terpercaya

Hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya. - Mazmur 19:9
 

Sebagai akibat dari inspirasi Alkitab, kita menerima bahwa Alkitab dapat dipercaya atau diandalkan penuh. Mengatakan bahwa Alkitab dapat diandalkan penuh berarti mengakui bahwa Allah yang menginspirasikannya dapat dipercaya sepenuhnya, maka seluruh hal yang dipaparkan dan diajarkan dalam Alkitab pun tidak mungkin mengandung kesalahan atau hal yang menyesatkan. Hal ini memberikan dasar untuk kita memperlakukan Alkitab secara tepat yaitu membaca, menerima dan melakukannya dalam hidup sebab ia berasal dari Allah yang dapat dipercaya dan yang kata-kata-Nya layak dipercayai dan diterima dengan segenap hidup. Hal ini tidak membuat kita menyangkali, mengabaikan atau merendahkan apa pun yang para penulisnya paparkan dan implikasinya pada penyembahan dan pelayanan. Penerimaan ini juga tidak membuat kita tergesa menyimpulkan secara negatif hal-hal yang sekilas terkesan merupakan masalah entah faktual atau teologis dalam Alkitab.

            Mengaku bahwa Alkitab adalah otoritas andal dan terpercaya berarti membuat kita menerima bahwa seluruh isi Alkitab secara keseluruhan bersifat serasi dan padu; dan semua yang dipaparkan di dalamnya datang dari Allah, dan kita harus menundukkan ajaran, tradisi, perilaku, dan kepercayaan kita ke bawah otoritas Alkitab, lalu berusaha untuk hidup sesuai dengannya.
 

Kita tidak dapat membuktikan bahwa seluruh isi Alkitab adalah benar, tetapi kita dapat yakin bahwa semua isi Alkitab dapat dipercaya karena datang dari Allah.

Tuhan, ketika beberapa bagian Alkitab terasa sukar dipertemukan, tolongku untuk tidak cepat menghakimi atau takut menghadapi atau berpikir serius tentangnya.

Sabtu, 17 November 2012

Bapa Kami yang di Surga


Matius 6:9-13: Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Dalam zaman Perjanjian Baru Nama Allah sangat kudus sampai orang Farisi tidak berani menyebut Nama-Nya. Hidup keagamaan orang kebanyakannya tanpa relasi yang riil dan intim dengan Allah. Lalu Yesus datang dan mengajar para murid Doa ini dalam bahasa Aramaik yang merupakan bahasa percakapan mereka. Yesus tidak mengajar orang sederhana zaman-Nya untuk bedoa yang agung, impersonal kepada Allah Yang Mahakuasa tetapi mulai dengan kata-kata sederhana… “Bapa kami yang di surga.”

Doa ini sudah didoakan oleh jutaan orang sejak zaman gereja perdana. Ini adalah doa yang dipanjatkan oleh banyak kalangan dari orang terhormat dan politikus sampai anak-anak kecil di Sekolah Minggu. Kiranya ketika kita mendoakan doa ini, kita diingatkan tentang mengapa kita memanggil Allah sebagai “Bapa kami.” Sebab inilah tekanan inti dari pesan injil… Yesus mati untuk setiap kita supaya kita dapat mengenal dan memiliki relasi pribadi dengan Dia.

Selanjutnya dalam Yohanes 20:17, perkataan pertama pasca kebangkitan yang Yesus sampaikan kepada Maria ketika Ia berjumpa dengannya di kebun adalah…  Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Semoga setiap kita tahu bahwa adalah hasrat Allah Tritunggal bagi kita tidak saja untuk memanggil Allah sebagai Bapa kita, tetapi juga mengenal Dia dengan intim sungguh sebagai Papa surgawi kita. Dan – ini yang sering kita lupakan – akibat dari kita mengenal Allah sebagai Bapa, karena Yesus memperlakukan kita sebagai saudara-Nya, ialah kita semua adalah saudara-saudara-Nya, anak-anak Bapa.itu sebab Yesus mengajar kita memanggil Dia Bapa kami, bukan sekadar Bapa ku.

Jika kita – semua orang percaya kepada Yesus – adalah saudara satu kepada yang lain, maka wajarnya ada keterkaitan, saling mendoakan, saling terlibat mendukung dalam suka dan duka, bukan?

Refleksi & Realitas: Seberapa riil persaudaraan iman ini Anda hayati dan hidupi dalam keseharian? Adakah ungkapan berikut dalam keseharian Anda? Bersyafaat? Adakah rasa peduli kepada penderitaan yang dipikul sesama seiman kita di berbagai tempat? Mari ungkapkan persaudaraan iman ini dengan mendukung pelayanan para rohaniwan di tempat-tempat sukar (kebanyakannya di Indonesia Timur) dengan sesuatu yang konkrit...

Jumat, 16 November 2012

Pelita di dalam Gelap


Kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. - 2 Petrus 1:19
 

Kata “gelap” biasa dipakai dalam kaitan dengan tempat kotor seperti gudang, kandang sapi, atau tambang. Jadi Petrus membayangkan tempat yang kotor, suram, barangkali penuh dengan rintangan. Kita perlu terang untuk menghindari rintangan dan melihat jalan dan mungkin juga sambil membersihkan tempat itu.

            Mengapa ia menyebut tentang tempat di mana kita hidup kini sebagai tempat yang gelap? Karena memang demikianlah kenyataan dunia ini. Dunia gelap karena kelonggaran moral di dalamnya (lihat contoh yang Petrus tunjukkan dalam 2Ptr. 2). Dan gereja terkena dampaknya juga.

            Kita perlu melakukan yang Petrus usulkan: beri perhatian pada Alkitab, sebab ia bagaikan pelita yang bercahaya dalam tempat gelap. Pemazmur memberikan gambaran serupa. “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm. 119:105). Ketika kita berjalan sendiri dalam kegelapan sambil memegang pelita di depan kita, ia tidak akan melenyapkan semua kegelapan tetapi ia melenyapkan bagian di depan kita sehingga kita dapat melihat harus berjalan ke mana. Dan dengan cara itu kita bisa melanjutkan perjalanan sampai fajar terbit dan matahari menyingsing.

 
Adakah tempat-tempat gelap dalam hidupku atau dalam hidup orang lain yang ku kasihi yang perlu dibuka kepada terang kebenaran Allah? Bagaimana dan kapan hal itu baiknya terjadi?

Tuhan, aku perlu lebih banyak terang dalam situasi ini… Tunjukkanku jika aku telah merespons terang yang Kau nyatakan kepadaku sejauh ini. Aku butuh lebih banyak terang.

Kamis, 15 November 2012

Ketaatan Kreatif

Karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati."  - Kisah rasul 23:6
 

Alkitab memberi kita petunjuk untuk perilaku yang benar, namun masih ada ruang luas untuk imajinasi dan kreativitas, bahkan untuk mengembangkan usaha dan kesempatan kita dalam melayani Allah – seperti yang kita lihat dalam diri Paulus (Kis. 16:35-39; 17:22-31; 23:6-10). Di dalam batas-batas perintah spesifik dari Allah, aplikasinya dapat beragam dan bisa lebih baik atau buruk, seperti dalam permainan catur di mana langkah-langkah yang diambil bisa beragam dan membuat ruang cukup luas untuk gerak selanjutnya.

            Langkah terbaik, seperti dalam permainan catur, selalu adalah yang paling memberikan janji dalam situasi keseluruhan. Entah orang memainkan putih atau hitam; masing-masing dengan mengenali kekuatan dan kelemahan lawan, berusaha untuk membuat langkah-langkah yang disesuaikan dengan posisi yang ingin ia kejar, menang atau draw.

            Ketaatan Kristen lebih dari sekadar menjalani kehidupan negatif yang hanya menjauhi perbuatan salah dan melihat seluruh kehidupan Kristen sebagai usaha menjauh dari hal-hal buruk. Yang jelas, hati nurani yang lembut yang gemetar terhadap Firman Allah (Yes. 66:2; Ez.10:3) dan takut melukai hati-Nya (Yud. 23) adalah anugerah dan tidak boleh disamakan dengan pemeriksaan diri berlebihan. Maka kehidupan Kristen yang penuh dan sehat ialah yang menaati Allah bukan semata untuk menghindari yang buruk melainkan untuk sepenuhnya memuliakan Allah.

Apakah aku cenderung menghindari kejahatan daripada mengembangkan sikap bertualang dalam kebaikan dan ketaatan yang positif?

Tuhan, tolongku untuk memiliki hidup yang bermoral dan benar secara imajinatif dan kreatif (dan karenanya juga atraktif).

Rabu, 14 November 2012

Batu-batu Hidup


Batu-batu hidup…

1 Petrus 2:5
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Setiap orang percaya adalah bagian dari bangunan Allah. Kita adalah batu-batu hidup yang disatukan bersama untuk menjadi ungkapan kekal kebaikan Allah. Sambil kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup hari ini (Roma 12:1), kiranya semua kita diingatkan tentang siapa kita sejatinya dalam pemandangan Allah yang hidup. Kita adalah imamat-Nya yang kudus, yang telah diterima sempurna dalam Anak-Nya yang kekasih.

Kiranya kita sanggup melihat diri kita sebagaimana Bapa melihat kita. masing-masing kita adalah bagian penting hakiki dari rumah rohani kekal yang dibaktikan untuk kemuliaan Allah. Tanpa satu batu saja pun, bangunan itu tidak akan lengkap. Seterusnya, kiranya Roh Allah juga menanamkan kesadaran bahwa semua saudara seiman kita dimana pun mereka berada dan termasuk denominasi apa pun mereka, adalah juga bagian penting dari rumah Allah. Bukan saja tanpa kita, tanpa mereka pun bangunan Allah itu tidak sempurna.

Semoga hari ini dan seterusnya setiap kita memiliki keberanian untuk menghidupi tujuan dan destini unik kita supaya kita dapat melakukan perbuatan-perbuatan baik yang Bapa kita ciptakan untuk kita lakukan dalam Kristus yaitu untuk menjadi alat-Nya dalam membangun keutuhan dan kesempurnaan tubuh-Nya yang kudus dan Am.

Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:

satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua – Efesus 4:1-6

Selasa, 13 November 2012

Hikmat


Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, - Amsal 3:13
 

Langkah apa harus Anda ambil bila ingin mendapat karunia hikmat? Menurut Alkitab ada dua prasyarat.

            Pertama, kita harus belajar menghormati Allah. Takut akan TUHAN adalah permulaan segala hikmat (Mzm. 111:10). Sebelum kita rendah hati dan terbuka untuk diajar, berdiri takjub di hadapan kekudusan dan kedaulatan Allah, sambil mengakui kekecilan kita, tidak memercayai pemikiran sendiri, serta bersedia untuk mengalami penjungkirbalikan pemikiran kita, hikmat ilahi tidak dapat menjadi milik kita. Perlu ditakuti bahwa banyak orang Kristen menghidupi kehidupan yang tidak rendah hati dan yang sombong yang akhirnya sama sekali tidak memiliki hikmat dari Allah. Alkitab berkata, “hikmat ada pada orang yang rendah hati” (Ams. 11:2).

            Lalu, orang harus belajar menerima Firman Allah. Hikmat hanya ditempa ke dalam mereka, ya hanya mereka, yang mengaitkan diri dengan penyataan Allah. “Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku,” – mengapa? – “sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan” (Mzm. 119:99). Paulus menasihati orang Kolose, “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat…” (Kol. 3:16).

            Bagaimana kita melakukannya? Dengan jalan membenamkan diri dalam Alkitab, seperti nasihat Paulus kepada Timotius (dan waktu itu ia berpikir tentang Perjanjian Lama!), sebab Alkitab “sanggup menuntun engkau kepada keselamatan” dalam iman kepada Kristus, dan untuk menyempurnakan manusia Allah “bagi setiap perbuatan baik” (2Tim. 3:15-17).

 

Kapankah terakhir Anda membaca seluruh isi Alkitab? Apakah Anda memakai waktu untuk membaca Alkitab sama lamanya untuk membaca surat kabar?

Tuhan, aku butuh hikmat-Mu untuk situasi ini… Tolongku mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menerima hikmat.

Senin, 12 November 2012

Anugerah Allah dalam berbagai Wujudnya...

Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. – 1 Petrus 4:9-10

Setiap karunia yang baik dan sempurna datang dari Bapa segala Terang (Yak. 1:17). Yohanes Pembaptis berkata dalam Yohanes 3:27 bahwa orang hanya memiliki apa yang diberikan dari atas. Efesus 4:10-12 berkata bahwa Kristus memberikan para rasul, nabi, penginjil, gembala dan pengajar sebagai karunia-karunia untuk melayani dan melengkapi Gereja.
Dalam bacaan Alkitab ini, rasul Petrus memberitahu agar kita berusaha memakai karunia-karunia yang telah kita terima dari surga untuk saling melayani. Karena kita semua telah dicipta dalam citra Allah (Kej. 1:27) dan secara unik mencerminkan citra-Nya melalui hidup kita, maka masing-masing kita adalah ungkapan anugerah Allah.
Sebagaimana tubuh sepenuhnya bergantung pada tiap anggotanya untuk memenuhi peran masing-masing, demikian juga kita sebagai Gereja memerlukan ungkapan unik anugerah Allah yang terdapat dalam tiap orang di dalam Tubuh Kristus (1Kor. 12). Firman ini mendorong kita dengan mengingatkan bahwa masing-masing kita dibutuhkan dalam keluarga Allah! Tidak pernah ada seorang lain yang diciptakan seunik masing-masing kita dalam mencerminkan citra Allah.
Cahaya yang terpancar melalui Anda dimaksudkan untuk memanifestasi anugerah Allah ke setiap orang dalam lingkup pengaruh Anda. Kiranya kita menyerahkan diri kepada kemuliaan Allah yang diam dalam kita dan dengan demikian menjadi diri kita sepatutnya. Kiranya Allah dan Bapa kita memperlihatkan karya-karya baik-Nya yang telah Ia persiapkan untuk kita lakukan dalam Kristus (Efes. 2:10) sebab kita adalah karya agung-Nya.
Kiranya setiap karunia yang telah Ia berikan kepada kita dalam hidup bangkit ke permukaan dalam waktu seperti zaman kita ini agar kita dapat sungguh mencerminkan kemuliaan Tuhan ke mana pun kita pergi.
Matius 5:14-16:
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
“Janganlah kita lelah melakukan hal-hal kecil untuk kasih Allah, sebab ia tidak melihat besar-kecilnya karya kita, tetapi kasih yang dengannya karya itu dilakukan.” – Brother Lawrence

Sabtu, 10 November 2012

Menghidupi Makna Sabat

Lalu kata Yesus kepada mereka:
"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan
bukan manusia untuk hari Sabat,
jadi Anak Manusia adalah juga
Tuhan atas hari Sabat." - Markus 2:27-28

Menghidupi makna Sabat bukan
dengan membuat berbagai aturan rumit tentang
apa yang harus dan yang tidak boleh dilakukan.
Jadikan Yesus Tuhan atas tiap hari kita
sepanjang minggu dan tempatkan Ia sentral
dalam seluruh pikiran dan kegiatan kita.
Itulah cara yang pasti mengalami
kesukaan "sabat" dalam hidup ini.

Kamis, 08 November 2012

Kobarkan karunia Allah di dalammu...

2 Timotius 1:6
Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

Ketika Allah memberi suatu karunia kepada seseorang, Ia tidak menarik kembali karunia itu. Roma 11:29 berkata… Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Ini berarti ketika Bapa kita memberikan suatu karunia kepada kita, Ia memberi itu untuk kita seterusnya.


Dalam Yakobus 1:17, kita baca bagaimana Allah tidak berubah-ubah dalam memberi karunia dan Ia tidak berubah seperti bayang-bayang. Demikian firman-Nya: Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.

Penguatan bagi Anda hari ini ialah Anda harus menyadari karunia-karunia yang Bapa surgawi telah berikan dan seperti anjuran Paulus kepada anak rohaninya Timotius, Anda harus mengobarkan karunia Allah yang ada di dalam Anda itu!

Dalam Amplified Bible, ayat itu diterjemahkan… Itulah sebab aku mengingatkan kamu untuk mengobarkan (meningkatkan baranya, mengipasi kobarannya, dan mempertahankan apinya) dari pemberian Allah, yang dianugerahi-Nya sebagai (api di dalammu) dengan jalan penumpangan tangan oleh para penatua pada saat penetapanmu,

Satu hal tentang karunia ialah pertama kita perlu “menerima” pemberian itu sebelum kita dapat menikmati manfaatnya. Kiranya kita semua disanggupkan untuk menerima karunia-karunia yang Bapa surgawi berikan kepada kita kemudian mengobarkan panasnya dan meningkatkan jilatan api dari tiap karunia berharga yang telah Ia percayakan kepada kita dengan meluaskan jangkauannya kepada sesama kita.

1 Petrus 4:10:
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

Rabu, 07 November 2012

Saat Pengujian


Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah. - Kejadian 45:7-8
 

Yusuf belia dijual ke perbudakan di Mesir di mana karena fitnah berbisa istri Potifar, ia dipenjarakan – meski kemudian ia bangkit menjadi orang terkemuka. Untuk maksud apakah Allah dalam hikmat-Nya merancang semua itu?

            Sejauh menyangkut pribadi Yusuf sendiri, jawabnya diberikan dalam mazmur, firman Tuhan menguji (membenarkan) (Mzm. 105:19). Yusuf diuji, dimurnikan, dan didewasakan; semasa ia dijadikan budak dan dipenjara itu Yusuf diajar untuk fokus pada Allah, untuk tetap gembira dan penuh kemurahan dalam keadaan yang membuat frustrasi, dan untuk bersabar menantikan Tuhan.

            Seringkali Allah memakai kesukaran untuk mengajarkan hal-hal tadi. Sejauh menyangkut kehidupan umat Allah, Yusuf sendiri memberikan jawaban untuk pertanyaan kita ketika ia menyingkapkan jatidirinya kepada para saudaranya yang bingung (Kej. 45:4-15). Teologi Yusuf sama sehat dan dalamnya seperti kasihnya. Sekali lagi kita diperhadapkan dengan hikmat Allah yang mengatur peristiwa-peristiwa kehidupan manusia untuk maksud rangkap: pengudusan pribadi orang bersangkutan, dan pemenuhan pelayanan yang Ia tetapkan serta pelayanan dalam hidup umat Allah.

 
Doakan seseorang yang sedang memikul masalah berkepanjangan – agar hasilnya baik dan secepat mungkin.

Buat daftar saat-saat ketika Allah dan firman-Nya menguji Anda. Apa yang telah Anda pelajari? Bagaimana Anda mensyukuri Allah atas kebaikan yang keluar darinya?

Jumat, 02 November 2012

ALLAHMU - KOTA BENTENG YANG TEGUH


Anda pernah membaca seluruh Kisah para Rasul? Bagaimana kesan Anda? Pasti takjub tentang pertumbuhan gereja perdana, bukan? Para murid mendengar dan menaati Kristus yang telah bangkit ketika Ia memerintah, “pergilah ke seluruh penjuru dunia dan kabarkan injil.” (Matius 28:19)

Melalui pertumbuhan fenomenal itu, terbentuklah Gereja Roma Katolik. Itulah satu-satunya lembaga resmi orang percaya selama ratusan tahun lamanya sampai terjadinya Skisma Besar tahun 1504. Terkadang terjadi ketidaksesuaian di antara para pemimpin Roma Katolik. Tetapi ketika di abad ke-16 seorang rahib menyatakan ketidaksetujuan secara publik tentang beberapa praktik dan ajaran gereja, itu menjadi titik balik dalam sejarah gereja.

Di musim gugur 1517, suara palu terdengar ke seluruh dunia dan itu tidak berasal dari tempat pembangunan. Suara itu berasal di dalam hati dan jiwa seorang rahib Roma Katolik yang telah merasa muak dengan kebobrokan dan ajaran salah yang mengalir dari Roma – Martin Luther.

Luther mengambil langkah berani dan berbahaya dengan ia memakukan secarik pernyataan di pintu Katedral di Wittenberg, Jerman yang berisi 95 gugatan terhadap komunitas Kristen waktu itu – gerejanya sendiri. Surat itu dikenal sebagai 95 dalil.

Peristiwa itu dalam sejarah merupakan permulaan dari Reformasi Protestan. Protes-protes yang saat itu ditulis untuk dilihat umum menjadi awal bagi reformasi dramatis di dalam Kekristenan.

Tidak perlu lama sesudah pernyataan ketidakpuasan tadi untuk menumbuhkan konflik. Sebagian orang percaya menginginkan perubahan dan lainnya tidak. Karena mengkhawatirkan keselamatan Luther, seorang sahabat yang bersimpati membawanya ke perlindungan sebuah kastil.

Di sanalah Luther meneguhkan ulang kekuatan dan penghiburan dari Allah yang Mahakuasa. Di dalam tempat perlindungan sementara itu, kata-kata dalam Mazmur 46:1 menjadi hidup dan berdaya baginya: “Allah adalah perlindungan dan kekuatan kita, pertolongan tetap dalam masa bahaya.”

Semasa hari-hari hening, doa dan studi Alkitab, Luther mulai menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman. Ia kokoh percaya bahwa “semua orang harus bisa membaca firman Allah bagi diri mereka sendiri.” Pada masa itu Alkitab standar ditulis dalam bahasa Latin, yang hanya bisa dibaca oleh para rahib.

Seiring dengan itu, ia percaya bahwa musik gereja dimaksud untuk dinyanyikan oleh setiap orang. “Si iblis yang adalah asal dari gangguan kekhawatiran, kesedihan dan kegelisahan, kabur di hadapan suara musik Allah hampir seperti juga di hadapan Firman Allah,” demikian pernyataan Luther.

Dengan inspirasi itu, ia menggubah himne, “Allahmu Benteng yang Teguh,” suatu penegasan yang penuh keberanian tentang Allah yang berkuasa dan mengasihi:

Allahmu benteng yang teguh, perisai dan senjata;
Betapa pun sengsaramu, pertolongan-Nya nyata!
Si jahat yang geram, berniat ‘kan menang;
Ngeri kuasanya dan tipu dayanya
Di bumi tak bertara.

Luther diperlengkapi dengan ketetapan hati yang baru bahwa ia tidak akan menarik kembali protes-protesnya terhadap Gereja Katolik. Sesudah perjuangan selama beberapa tahun dengan para pemimpin di Roma, ia dikucilkan di tahun 1520.


Itu hanya menjadi awal dari keberlanjutan pengajaran dan khotbahnya dengan entusiasme besar. Ia mewartakan injil Yesus Kristus kepada kawanan kecil. Segera saja persekutuan baru dengan orang-orang Kristen tumbuh. Sebagian orang mengejek mereka dengan menyebut mereka , “Lutheran.” Begitulah, ketetapan hati tadi dijuluki.

Ia meninggal tahun 1546 dalam usia enam puluh tiga tahun di kota kelahirannya, Eisleben, Saxony, Jerman. Ia bukan seorang yang sempurna, beberapa kali Luther dikenal sebagai seorang yang keras, kasar, dan menanggung berbagai kecurigaan yang berkembang waktu itu. Sebagaimana pepatah mengatakan, yang terbaik dari seseorang adalah orang itu dalam bentuk terbaiknya. Kita semua patut bersyukur bahwa Allah membangkitkan dan memakai orang-orang yang tidak layak seperti kita untuk mencapai maksud-maksud akhir-Nya.

Dari tulisan Kenneth Osbeck dalam 101 Hymn Stories, kita baca bahwa himne termashur dari Luther ini adalah yang terdahsyat yang berasal dari Reformasi Protestan. Osbeck menulis: “Lagu ini menjadi teriakan peperangan orang waktu itu, sumber kekuatan dahsyat. Himne ini praktis telah diterjemahkan ke setiap bahasa yang dikenal dan dianggap sebagai contoh termulia dan paling klasik dari himnodi Kristen.”

Himne ini meliputi seluruh lintasan kehidupan Kristen. Di dalamnya, kita mendapatkan jawaban untuk ketegangan, perjuangan, perang rohani, dan akhirnya, kemenangan. Baitnya yang kedua memaparkan itu dengan sangat indah:

 
Dengan tenaga yang fana, niscaya kita kalah;
Pahlawan kita Dialah, yang diurapi Allah;
Siapa NamaNya? Sang Kristus mulia;
Tuhanmu yang Esa, Panglima semesta.
Niscaya Ia jaya!

Sumber dari: Lucy Neeley Adams pecinta music Kristen, yang menulis kisah-kisah himne untuk disiarkan di radio WWGM di Nashville, TN tahun 1980-an. Kemudian itu dibukukan dalam terbitan Abingdon Press, 52 Hymn Story Devotions.