Sabtu, 20 Juli 2013

TIDAK Bergantung Mood

Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur. Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah. Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunungpun kepunyaan-Nya. Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang membentuknya. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu... - Mazmur 95:1-8
 
 
Wajarnya manusia, mood atau keadaan membuat kita gembira, bersyukur, memuji Tuhan atau tidak. Tetapi penyembahan kepada Allah tidak boleh digantungkan pada mood atau keadaan luar kita, tetapi pada kenyataan diri, sifat., dan karya Allah semata. Worship adalah karena "worth"-ship-Nya. Coba saja kita bayangkan Allah seperti yang dipaparkan dalam Mazmur di atas sesudah bagian panggilan untuk menyembah Dia. Atau, coba bayangkan paparan Yesaya berikut ini: "Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-bukit dengan neraca?" (Yesaya 40:12).
 
Kita menyembah Dia (bersyukur, bersuka akan Dia, menyembah Dia) sebab Allah yang dahsyat itu aalah pemilik, pemelihara, pembebas kita. Jadi, penyembahan bukan ungkapan dari mood tetapi dari keakraban relasi kita dengan Allah. Semakin kita dekat Dia, semakin kita kagum kepada-Nya; semakin kita kagum kepada-Nya semakin kita jatuh cinta kepada-Nya; semakin kita mencintai Dia sungguh-sungguh semakin kita ingin memberi yang paling layak dari diri kita serasi dengan kelayakan-Nya. Seberapa pun kecil, rendah dan down kita, tetap saja Ia patut kita tinggikan dan percayai penuh.
 
Maka mari kita tidak mengeraskan hati - artinya , menjalani jalan kita sendiri, meragukan-mencobai-tidak memercayai Dia. Mari kita tatap Dia, jatuh cinta pada-Nya, dengar sabda-Nya dan beranikan diri beri hati kita, cinta kita, sembah-syukur-sujud kita untuk-Nya saja, bukan untuk berhala-berhala dunia ini, bukan juga untuk allah-allah yang kita buat sendiri dalam angan-angan atau keinginan kita.

Selasa, 09 Juli 2013

Aman Sempurna

Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. - Mazmur 91:1-6
 
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. - Filipi 4:7

Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat. - 2 Tesalonika 3:3

Ya Yesus Penyelamat kami, Engkau mengajar kami berdoa agar Kerajaan dan Kehendak Bapa terwujud di antara kami... dan agar kami dilepaskan dari semua kekuatan dan manifestasi kejahatan. Terima kasih bahwa oleh hidup dan karya-Mu persekutuan yang intim dan aman dengan Allah telah dimungkinkan. Naungan, lindungan, pemeliharaan, hadirat, damai, kesukaan - ya semua kedahsyatan kemuliaan Allah sepenuhnya boleh kami alami sebagai anak-anak Allah hari demi hari kini.

Kiranya kami tidak saja terhibur tetapi secara aktif mengambil hak keanakan kami ini menjadi pengalaman nyata kami dalam keseharian - justru di tengah dunia yang makin gelap dan jahat ini.

Kiranya Roh-Mu mengingatkan dan mendorong kami untuk mempraktikkan posisi kami di bawah naungan-Mu sehingga kami tidak saja mengalami untuk diri kami tetapi juga membawa pengaruh pemerintahan-Mu itu ke lingkungan sekitar kami. Dalam nama-Mu yang berkuasa kami berdoa. Amin.

Rabu, 03 Juli 2013

Gereja yang Hidup

Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya: TUHAN lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah. Sela ...tentang Sion dikatakan: "Seorang demi seorang dilahirkan di dalamnya," dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya. TUHAN menghitung pada waktu mencatat bangsa-bangsa: "Ini dilahirkan di sana." Sela Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai: "Segala mata airku ada di dalammu." - Mazmur 87
 
Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." - Matius 16:18-19
 
Tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus - 1 Korintus 3:11
 
Ya Allah Maha Pencipta, ajaib sungguh kasih dan karya-Mu. Di tengah dunia yang gersang dan gelap ini telah Kau pilih, dasari dan ciptakan Tempat Kemuliaan-Mu bersemayam, yaitu Gereja yang telah dicipta oleh pengorbanan Yesus Kristus Tuhan kami.
 
Tolong kami untuk selalu ingat hakikat kami sebagai Gereja yang di dalamnya kemuliaan-Mu memancarkan harapan, kasih, kekudusan, pembaruan ke tengah-tengah dunia ini. Berkaryalah terus tanpa henti ya Roh Allah agar di dalam Gereja terjadi terus kelahiran-kelahiran baru karena Injil-Mu diberitakan. Dan tolonglah ya Allah agar kami sungguh bersikap dan berperilaku sebagai keluarga-Mu dan bukan sekadar sebagai kumpulan individu yang tak tarik-menarik satu sama lain. Dan kiranya hidup kami masing-masing dan bersama sungguh merupakan aliran air-Mu yang menghidupkan, menyegarkan, menumbuhkan. Kiranya dalam kami terjadi puji sembah, sorak sorai, tari-tarian menyanjung kemuliaan-Mu.
 
Ya Yesus Kristus, inilah doa kami untuk gereja kami sendiri dan semua Gereja di Indonesia khususnya dan dunia umumnya. Amin

Selasa, 02 Juli 2013

Kedudukan Rahmat dan Hadirat

Buatlah dua kerub dari emas tempaan, satu pada setiap ujung tutup peti itu. Kedua kerub itu harus dijadikan satu bagian dengan tutupnya, dan dibuat saling berhadapan dengan sayap yang terbentang di atas peti itu - Keluaran 25:18-20 (BIS)
 
Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, - Ibrani 5:8-9
 
Tabut perjanjian dalam Perjanjian Lama adalah tempat di mana hadirat dan rahmat Allah dapat dialami nyata oleh umat-Nya. Perhatikan bagaimana Allah menginstruksikan Musa tentang pembuatan tutup tabut itu. Bongkahan emas padat harus dipahat menjadi bentuk dua kerub yang saling berhadapan dengan bentangan sayapnya saling bertemu melambangkan hadirat-Nya yang menaungi penuh rahmat.
 
Proses pembentukan tutup tabut ini melukiskan kenyataan yang harus dialami oleh Juruselamat kita, Yesus Kristus. Agar bisa menjadi pokok keselamatan bagi kita, Ia harus lebih dulu menjalani proses berat: menjadi manusia, dicobai, ditolak, menderita secara jasmani dan rohani.
 
Demikian kita pun. Jika kehidupan kita hendak menjadi basis di mana rahmat dan hadirat-Nya hinggap, serta keselamatan yang tersedia dalam Yesus boleh terpancar luas, kita juga harus melalui proses peleburan, pemahatan, pembuangan bagian-bagian yang tidak benar dan tidak perlu, sampai rahmat dan hadirat-Nya boleh nyata menaungi hidup kita teralami oleh orang lain.
 
Semoga pancaran rahmat dan hadirat-Nya saja yang hadir dalam kita dan bukan segala kemuliaan semu lainnya.