Rabu, 19 November 2014

Doa Syafaat

YHWH akan menyempurnakan karya-Nya dalam aku; O YHWH, rahmat-Mu berlanjut selamanya. Engkau tidak akan membuang karya pebuatan tangan-Mu. - Mazmur 138:8 (terj. harfiah)

Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang. - 1 Timotius 2:1

Kebanyakan kita dan praktik gereja masa kini kerap mengacaukan doa syafaat dengan permohonan. Akibatnya hampir semua kita melalaikan pelayanan teramat penting, yaitu pelayanan doa syafaat. Paulus menyebutkan empat hal yang ia bedakan: permohonan, doa [penyembahan], syafaat, dan ucapan syukur. Berarti, kebanyakan doa-doa kita pribadi dan dalam bagian yang kita sebut doa syafaat pada ibadah hari Minggu, sesungguhnya bukan doa syafaat.

Kata syafaat dalam bahasa Yunani menggabungkan dua kata: melalui dan mendapatkan. Idenya, seseorang mendapatkan sesuatu untuk orang lain melalui tindakan mengantarai atau menjembatani. Dalam Ibrani 7:25 dikatakan bahwa di surga kini Yesus melanjutkan dan menyempurnakan karya penyelamatan-Nya dengan karya syafaat-Nya. Jadi jika kita ingin menuruti nasihat Paulus agar melakukan pelayanan syafaat dan bukan hanya doa permohonan, kita perlu mengikuti prinsip syafaat seperti yang Yesus kerjakan.

Bagaimana itu? Yaitu dengan mengenal benar maksud Allah dan menyelami benar kebutuhan manusia, mengasihi kedua pihak sedemikian rupa sehingga bersedia melakukan tindakan menjembatani. Tindakan itu adalah tindakan kasih yang berkorban. Doa syafaat Yesus adalah kelanjutan kurban penebusan-Nya, maka doa syafaat kita harus merupakan tindakan doa yang diwujudkan tidak saja dalam ucapan permohonan tetapi dalam tindakan nyata yang berkorban yang memungkinkan orang yang kita doakan terhubung dengan dan menerima rencana Allah baginya.