Selasa, 31 Januari 2017

Materi

Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, ... -- Kejadian 1:27-28

Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu. Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."  -- Lukas 12:32-34
Akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. -- 1 Timotius 6:10
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. -- 1 Yohanes 2:15

Jangan salah menilai dan memperlakukan materi! Materi tidak jahat sebab Allah yang baik dan bijak yang mencipta dan menjadikan materi bagian dari keberadaan dan keberlangsungan alam semesta. Karenanya materi tidak untuk dihina, dianggap jahat. direndahkan... Juga, materi bukan untuk dipuja, disembah, dikejar, dijadikan tujuan hidup. Kita adalah wakil Allah untuk memelihara, mengelola, mengembangkan ciptaan. Jangan merendahkan harkat kita dengan memuja materi. Maka yang tepat adalah bersikap sebagai gambar Allah yang bersyukur atas materi ciptaan-karunia-Nya, mengelola materi dengan baik sebagai wujud dari bakti kita kepada Allah dan upaya kita berpartisipasi dalam pewujudan Kerajaan-Nya di bumi ini. Jadi, mari minta Roh menolong kita dari waktu ke waktu mengarahkan potensi, energi, apresiasi, materi kita untuk kemuliaan-Nya dan demi pengerahan maksud-maksud kekal-Nya.

Allah Mahamurah, kiranya kami mengingat sambil bersyukur bahwa Engkaulah Pencipta dan Pemilik dan Penyelenggara dari segala sesuatu yang kami butuhkan dalam hidup ini. Beri kami niat dan usaha yang benar untuk menjadi penatalayan dari semua berkat-Mu; hidup sebagai anak-Mu adalah harta sejati kami. Dalam Yesus. Amin.

TIPS: Materi = alat; Manusia = abdi dan rekan Allah; Allah = Pemilik yang Baik dan Bijak -- Jangan diputarbalik posisi ini!

Doa & Syafaat: Agar orang Kristen, pelayan Tuhan, gereja boleh menjadi saksi yang benar kepada orang dunia tentang bagaimana posisi dan fungsi materi. 

Senin, 30 Januari 2017

Waktu

... Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. -- Kejadian 1-2:4

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. -- Pengkhotbah 3:1

Enam hari penciptaan dan satu hari perhentian menegaskan beberapa hal untuk kita simak. Pertama jelas hanya Allah yang kekal, yang mengawali dan mengakhiri segala realitas. Ia tidak dicipta, nama-Nya adalah YHWH -- Aku ada yang Aku ada, Mahaada, atau nama-Nya bisa disebut sebagai SELALU. Kedua, realitas di luar Allah fana adanya, karena diadakan oleh Allah pada hari-hari penciptaan. Waktu sendiri pun tidak kekal sebab bukan bagian dari Allah melainkan bagian dari ciptaan sehingga waktu pun berawal di hari penciptaan dan berakhir kelak saat Allah mengakhiri segala sesuatu. Ketiga, manusia adalah makhluk waktuwi yang unik sebab ia sanggup berelasi dengan Allah. Karena sifat mulia ini maka manusia adalah makhluk fana yang dimaksud untuk mengalami kekekalan, untuk berbagi hidup kekal Allah dan mewujudkan maksud kekal Allah atas ciptaan lainnya. Kelima, hal ini mungkin tercermin dalam kejanggalan cara menghitung hari ketujuh. Apabila hari pertama sampai keenam selalu dihitung batasnya dengan "adalah petang dan adalah pagi" ... itulah hari ke satu, dua, tiga, dst. Hanya hari ketujuh ketika Allah berhenti bekerja dan manusia boleh bercengkrama dengan Allah, batasan hari itu tidak disebutkan. Itu seakan mengatakan bahwa dalam kesempatan bercengkrama dengan Allah, manusia tidak sekadar beristirahat tetapi masuk ke dalam cicipan kekekalan, mengalami sifat kekalnya. Maka apabila kita dalam batasan waktu memupuk relasi dengan Allah, bercengkrama dengan Dia, maka waktu yang menegaskan sifat fana manusia ini justru menjadi kesempatan untuk kita merayakan kekekalan -- nilai, kesukaan, keindahan sifat kekal Allah. Sebaliknya, apabila segala pengisian waktu kita lepas dari relasi dengan Allah maka semua yang kita hidupi menjadi sia-sia, hampa nilai dan kesukaan kekekalan.

Allah yang kekal, terima kasih untuk waktu yang menyadarkan sifat fana kami namun juga menjadi karunia-Mu untuk kami mengalami kekekalan-Mu. Tolong bina kami bagaimana mengisi waktu keseharian kami dalam relasi yang serasi dengan-Mu, ajar kami untuk hidup dalam hadirat-Mu. Demi sang Alfa dan Omega. Amin.

Sabtu, 28 Januari 2017

Kuasa

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."  -- Kejadian 1:26-29

"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" -- Markus 11:28

Jelas sebagai gambar-rupa Allah manusia berkuasa. Allah memaksudkan agar manusia berkuasa atas alam dan isinya tempat kita hidup ini. Namun sebagai gambar Allah manusia tidak identik berkuasa seperti Allah. Kuasa manusia tidak mutlak tetapi relatif, yaitu berasal dari dan harus dikerahkan dalam relasi yang benar dengan Tuhan. Relasi serasi dengan TUHAN memberi kepatutan dan kesanggupan untuk manusia berkuasa dengn benar. Kuasa itu dimaksudkan agar manusia sanggup menjadi wakil Allah, meneruskan maksud-maksud Allah atas ciptaan-Nya -- dengan mengendali, menaklukkan, mengembangkan, melakukan "penciptaan" berkelanjutan; dengan kata lain manusia diberikan wewenang dan tanggungjawab untuk menyelenggarakan pemerintahan Allah atas dunia ini. Menakjubkan! Menggentarkan! Kita semua sadar bahwa nyatanya kini begitu banyak penyalahgunaan kuasa yang manusia lakukan dalam tatanan alam dan tatanan sosial-ekonomi-politik. Satu-satunya manusia yang berhasil menyelenggarakan kuasa itu dengan benar dalam relasi serasi dengan Allah adalah Yesus Kristus. Kepada Dialah kita harus bercermin bagaimana kita harus menangani kuasa yang Allah percayakan kepada masing-masing kita.

TIPS: Posisi, potensi, kapasitas, bakat, uang, harus kita terima dan pakai dalam relasi serasi dengan Tuhan, mencerminkan perlakuan Tuhan kepada sesama dan memelihara dunia. 

Doa & Syafaat: Kiranya Tuhan memberi kita takut dan gentar akan Tuhan dalam menerima dan menyelenggarakan kuasa kita.

Jumat, 27 Januari 2017

Angka

Kejadian 1

Perhatikan unsur matematis menarik dalam Kejadian 1 berikut ini. Tiga angka yang berulang muncul dalam catatan tersebut adalah 3, 7 dan 10, masing-masingnya memiliki kepentingan khusus sepanjang Alkitab. 
Angka 3 bicara tentang apa adanya Tuhan, 7 adalah angka sempurna dalam Alkitab, dan 10 adalah angka kegenapan. Jika kemunculan angka 3, 7 dan 10 diperiksa, beberapa kaitan mencengangkan tampak. 
Hanya pada tiga kesempatan Tuhan sungguh mencipta (kata yang digunakan: barasesuatu dari ketiadaan. Pada kesempatan itu Ia memanggil sesuatu dengan nama, tiga kali Ia membuat (kata yang digunakan: asasesuatu, dan tiga kali Ia memberkati sesuatu.
Pada tujuh kesempatan kita baca Tuhan “melihat bahwa hal itu baik.” Tentu saja ada, tujuh hari -- dan kalimat pertama Kejadian 1 terdiri dari tujuh kata Ibrani. Lebih jauh, aslinya tiga kalimat terakhir dalam catatan penciptaan ini masing-masingnya juga terbentuk dari tujuh kata Ibrani. 
Dan, ada sepuluh perintah dari Tuhan berlaku atas alam semesta dan manusia. 

Kami memuji Engkau, o Yang Lanjut Usia, sebab segala keajaiban nan dahsyat-indah-rumit-beraturan-bertujuan yang telah Kau ciptakan. Engkau sajalah yang Mahaada, Mahakasih dan Mahaberdaulat. Tolong kami menyembah-Mu saja sampai kekal dan berbakti hanya kepada Nama-Mu. Demi Yesus, Amin.

TIPS: Tiap butir nasi yang kita makan, tiap tetes air yang kita minum, tiap tarikan nafas kita , tiap gelombang-getar cahaya yang kita lihat... menyaksikan Pencipta-Pemelihara yang Mahaada, Mahakasih, Mahakuasa. 

Rabu, 25 Januari 2017

Allah vs -isme2 palsu (3)

Pada mulanya Allah... Roh Allah melayang-layang... Berfirmanlah Allah... Allah menjadikan... Allah menamai... Allah melihat .. Allah memberkati... Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya... Allah memberkati... Allah menguduskan... Kejadian 1 & 2

Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala... -- 1 Korintus 8:6-7

Mengenal Allah dengan benar harusnya mewujud ke dalam penghidupan praktis. Kejadian 1 dan 2 merupakan penyataan Allah yang berimplikasi menolak ajaran dan praktik salah berikut ini:

11. Monoteisme. Ini adalah kepercayaan Yudaisme dan Islam -- bahwa ada satu Allah yang hanya satu pribadi-Nya, maka pandangan ini menolak Tuhan sebagai tritunggal. Dengan memakai kata Elohim (jamak) dan TUHAN (YHWH -- nama perjanjian yang menyiratkan bahwa Allah adalah komunitas kasih dalam diri-Nya) untuk menyatakan Tuhan, Kejadian 1 memberitahu kita bahwa ada satu Tuhan dalam tiga pribadi.
12. Teisme. Teis percaya bahwa Tuhan tidak hanya mencipta dunia tetapi juga mengendali segala sesuatu dan semua orang yang telah Ia ciptakan. Teisme dekat dengan filsafat alkitabiah, tetapi sesungguhnya tidak cukup dekat karena hanya menegaskan kedaulatan-Nya namun tidak kasih-setia-Nya yang hanya dimungkinkan dalam konsep Trinitarian.
13. Eksistensialisme. Ini adalah filsafat yang populer masa kini, di mana pengalaman dipercaya adalah Tuhan. Pilihan dan penegasan kita dari diri kita sendiri adalah ‘agama’ yang diikuti. Tidak ada pencipta sebagaimana dalam Kejadian 1 & 2 yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungjawaban. Kebanyakan prinsip-prinsip pemotivasi masa kini menekankan sisi pilihan manusia dan tidak mendasarinya atas anugerah Allah.
14. Humanisme. Humanis menolak konsep tentang Tuhan di luar dunia ciptaan. Meski Kejadian 1 memberitahu kita bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan, humanis percaya bahwa manusia adalah Tuhan. Humanisme ini bekerjasama dengan eksistensialisme dan perlu diwaspadai melekat dalam kebanyakan kalimat-kalimat motivator masa kini.
15. Rasionalisme. Rasionalis percaya bahwa akal budi kita sendiri adalah Tuhan, dengan menolak petunjuk dalam Kejadian bahwa kesanggupan berpikir diberikan ketika Tuhan menciptakan manusia dalam gambar-Nya. Selain tidak lengkap karena manusia adalah juga makhluk emosi, komunal/sosial, kehendak, rohani, juga menafikan keterbatasan dan pengaruh pencemaran dosa atas kapasitas rasio manusia.

Aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin. -- Efesus 3:14-21

Selasa, 24 Januari 2017

Allah vs -isme2 palsu (2)

Pada mulanya Allah... Roh Allah melayang-layang... Berfirmanlah Allah... Allah menjadikan... Allah menamai... Allah melihat .. Allah memberkati... Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya... Allah memberkati... Allah menguduskan... Kejadian 1 & 2

Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,  dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. -- Kolose 2:8-10

Baca dan hitunglah berapa kali Allah dan namanya TUHAN muncul dalam Kejadian 1 & 2, segera kita paham bahwa dua pasal awal ini lebih banyak bicara tentang diri Allah dan tindakan-Nya ketimbang tentang ciptaan dan manusia. Perhatikan bahwa kesan dan pengertian kita tentang Dia bukan seperti berbagai paham berikut ini:

6. Materialisme. Materialis percaya bahwa hanya benda yang sejati dan tidak menerima siapa atau apa pun yang tidak dapat mereka lihat sendiri. Banyak dari kita yang secara teori tidak menganut materialisme tetapi tanpa sadar mempraktikkan cara hidup materialistis.
7. Mistisisme. Kebalikan dari materialisme, mistik percaya bahwa hanya roh yang sejati. Ironisnya, meski materialisme bertolakbelakang dengan mistisisme keduanya bisa bersekutu: mistisisme (kerohanian) yang mengejar materi dan/atau menjadikan materi sebagai inti kerohanian atau pengganti kerohanian yang semu.
8. Monisme. Filsafat ini mendukung banyak hal dari gerakan Zaman Baru masa kini (posmodernisme). Pandangan ini menganggap bahwa materi dan roh pada hakikatnya satu dan sama. Ide tentang Tuhan sebagai roh yang mandiri yang menciptakan dunia dengan demikian disingkirkan dari pertimbangan. Pandangan ini bergabung dengan:
9. Panteisme. Ide ini sama dengan monisme, yaitu segala sesuatu dipercaya adalah Tuhan. Versi modernnya disebut Panenteisme: Tuhan di dalam segala sesuatu. Berbeda dari semua filsafat ini, titik pandang alkitabiah dapat disebut Teisme tritunggal (Trinitarianisme): Tuhan adalah tiga dalam satu, pencipta dan pengendali alam semesta. Inilah cara pemikiran alkitabiah yang merupakan kesimpulan langsung dari Kejadian 1 dan berlanjut seterusnya sampai ke pasal terakhir Wahyu.
10. Deisme. Deis melihat Tuhan sebagai pencipta, tetapi beranggapan bahwa Ia kini tidak mengendali apa yang telah Ia ciptakan. Ia seperti pembuat jam tangan yang telah memutar dunia dan membiarkannya berjalan menurut hukum-hukumnya sendiri. Dengan demikian Tuhan tidak terlibat dalam dunia-Nya, dan mukjizat mustahil. Banyak orang Kristen  pada praktiknya adalah deis. 

Selidikilah aku (kami: keluarga, gereja, pelayan Tuhan, pekerja di dunia nyata...), ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! -- Mazmur 139:23-24


Mail Delivery System MAILER-DAEMON@janus.centrin.net.id lewat smtp3.prima.net.id 

05.16 (1 jam yang lalu)
ke saya
This is the mail system at host janus.centrin.net.id.

I'm sorry to have to inform you th

Allah vs -isme2 palsu (1)

Pada mulanya Allah... Roh Allah melayang-layang... Berfirmanlah Allah... Allah menjadikan... Allah menamai... Allah melihat .. Allah memberkati... Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya... Allah memberkati... Allah menguduskan... Kejadian 1 & 2

Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. -- Keluaran 20:3

Dalam era modern sebagian besar kita tidak lagi membentuk dan menyembah patung-patung. Meski begitu besar kemungkinan ada berbagai konsep tentang Allah atau yang menggantikan Allah yang memengaruhi kita. Dalam terang Kejadian 1 dan 2, berbagai konsep berpengaruh berikut ini perlu kita waspadai:

1. Ateisme. Ateisme percaya tidak ada Tuhan. Kejadian 1 dan 2 mengukuhkan Tuhan ada. Kita perlu waspada juga terhadap kehidupan yang secara praktis bersifat ateistis, tidak menganggap / memperhitungkan Tuhan.
2. Agnostisisme. Agnostik berkata mereka tidak tahu entah ada Tuhan atau tidak. Kejadian 1 dan 2 berkata kita menerima bahwa Ia ada. Meski akal budi kita terbatas namun bila kita menerima penyataan diri-Nya dalam Alkitab, ada banyak hal signifikan tentang Allah dan kehendak-Nya yang dapat kita ketahui bahkan kenal dan alami.
3. Animisme. Ini adalah kepercayaan bahwa banyak roh mengontrol dunia -- roh sungai, roh gunung, dsb. Kejadian 1 dan 2 menegaskan bahwa Tuhan mencipta dan mengontrol dunia. Takhyul masih saja mengendap dalam benak banyak orang. Kita harus menolak kepercayaan seperti astrologi, magnetisme, tempat kramat, dlsb.
4. Politeisme. Politeis percaya bahwa ada banyak Tuhan. Kejadian 1 dan 2 menyatakan hanya ada satu Tuhan Allah sejati; lain dan di luar Dia adalah semu atau hanya makhluk.
5. Dualisme. Ini adalah kepercayaan bahwa ada dua yang ilahi, satu baik dan satu jahat, dengan Tuhan yang baik bertanggungjawab untuk hal-hal baik yang terjadi dan Tuhan yang jahat untuk hal-hal buruk. Kejadian 1 dan 2 menegaskan bahwa hanya ada satu Tuhan, yang baik adanya. 

TIPS: Berbagai konsep salah tentang Allah berpengaruh ke kehidupan praktis. Untuk mengubahnya, tanyalah apa yang kita pelajari tentang Tuhan dari tiap pembacaan Alkitab di saat ibadah pribadi kita.

Doa Syafaat: Mohon kemurahan Tuhan agar kemenangan Kristus atas roh-roh zaman boleh nyata dalam kehidupan akal-emosi-rencana-kehendak kita, juga dalam keluarga, pekerjaan dan pelayanan kita.

Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. 
Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" 
Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. 
Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku. -- Mazmur 16:1-4

Sabtu, 21 Januari 2017

Sabat

SABAT:
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. -- Kejadian 2:1-2 (bdk. Keluaran 20:8-11; 31:13-18; Ulangan 5:12-15) 

Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian... (Ibrani 4:3)

Manusia adalah gambar-rupa Allah. Allah adalah Pencipta maka manusia juga dipercaya menjadi pekerja yang kreatif. Setelah menyelesaikan segala karya-Nya Allah berhenti bekerja di hari ketujuh, Sabat; manusia juga dimaksud meneladan Allah -- bukan saja manusia pekerja namun juga manusia perhentian. Tentu Ia yang kekal tidak kelelahan atau kehabisan ide atau tenaga sampai butuh beristirahat, melainkan Ia memberi pola kepada seluruh ciptaan-Nya terutama manusia yang dipercaya menjadi wakil-Nya mengelola bumi. Sabat merupakan irama hidup, dan dari berbagai hari raya Yahudi hanya Sabat yang masuk dalam Sepuluh Perintah Allah (Perintah Kelima menjembatani empat perintah yang vertikal dan lima yang horisontal). Juga alasan untuk Sabat dikembangkan dari alasan penciptaan ke alasan Keluaran ke alasan jatidiri umat sepanjang sejarah mereka. Bahkan irama Sabat menjadi irama hidup -- ada hari Sabat, tahun Sabat dan tahun Sabat agung yaitu Yobel (Jubilee -- sesudah 7 x 7 tahun). Allah menguduskan hari Sabat, supaya manusia boleh menyadari kemakhlukan dirinya dan alam yang bersifat fana dan butuh Dia. Sabat bukan sekadar ketiadaan kerja melainkan penyegaran hidup. Pengikut Kristus beribadah bukan di hari Sabat tetapi hari Kebangkitan, yaitu hari Minggu sebab Kematian-Kebangkitan Yesuslah yang menghasilkan Ciptaan Baru, Kristus Tuhan atas Sabat adalah sang pembaru hidup. Dengan sungguh tinggal di dalam Kristus kita dimungkinkan untuk memiliki hidup berbuah lebat. Namun demikian, Sabat untuk kita perlu menjadi prinsip hidup yang mencegah kita dari gila kerja, penguras sumber daya alam dan manusia lain, serakah dan rakus, memarjinalkan orang lemah mengubah kita manusia yang memanusiakan orang lain dengan bersyukur, berbagi, memuliakan Tuhan.

TIPS: Periksalah apakah irama hidup, kerja, keluarga, rekreasi, ibadah... kita sesuai prinsip sabat ini?

Doa & Syafaat: Mohon Tuhan memberi kita hikmat bagaimana hidup dalam dunia modern kini dengan kemungkinan kerja-rekreasi-hobby berbaur dan non-stop melalui cara on-line

Jumat, 20 Januari 2017

Manusia (3)

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka...TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.  Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu... Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." .-- Kejadian 1:26-27, 2:7-8, 19-23 

Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:  -- Mazmur 8:5-7

Meski sama mengisahkan Penciptaan, ada pergeseran gaya tulisan, isi dan sudut pandang dari Kejadian 1 ke Kejadian 2. Pasal 1 menempatkan Allah di pusat dan alam semesta dibentangkan dari perspektif Dia; Pasal 2 Tuhan memberikan peran lebih besar pada manusia atas alam semesta. Pasal 1 hanya menyebutkan Allah dengan berfirman mencipta manusia sebagai gambar-Nya, laki-laki dan perempuan; Pasal 2 menceritakan dalam gaya puitis bagaimana detailnya Tuhan mencipta manusia, dibentuk dari debu tanah lalu dihidupkan oleh nafas-Nya, Ia membuat manusia tertidur, mengambil tulang rusuknya, dan dari tulang rusuk itu menciptakan Hawa yang menjadi pasangan sepadan Adam. Pasal 1 Allah mencipta alam dan isinya dan memerintah manusia untuk mengelolanya; Pasal 2 alam dan isinya dicipta untuk manusia, manusia ditempatkan di taman yang asri, dan Tuhan memberi perintah bagaimana hidup sebagaimana yang Ia maksudkan. Pasal 1 Allah disebut sebagai Elohim, Allah Pencipta; Pasal 2 Ia adalah TUHAN Allah (YHWH), Nama perjanjian, Tuhan yang menjadikan diri-Nya rekan dan sahabat untuk manusia makhluk ciptaan-Nya. Pasal 1 Allah menamai ciptaan-Nya, namun Pasal 2 hak Allah untuk mendefinisi itu diberikan kepada manusia atas segala makhluk hidup. Betapa ajaibnya rencana global Allah untuk alam semesta dan rencana eksklusif TUHAN untuk manusia, dan dalam perspektif inilah kita melihat betapa dahsyat manusia dalam sifat dan potensi, posisi dan peran sebagai gambar-rupa Allah. 

TIPS: Sering-sering bercermin sambil berkata, puji Tuhan aku gambar-rupa-Nya, Ia TUHAN Perjanjian untukku, aku dipercaya menjadi wakil-Nya menyelenggara dunia ini, Ia dan aku dalam relasi untuk tumbuh-kembangnya maksud-maksud kekal-Nya.

Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hokum.

Kamis, 19 Januari 2017

Manusia (2)

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita..." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka... TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup... TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."  -- Kejadian 1:26-28; 2:7, 18, 21-23

Allah Kasih adanya, manusia yang adalah gambar-rupa-Nya pun bersifat dan berpotensi kasih. Allah adalah Pribadi-pribadi sepadan, serasi, semisi, setujuan, manusia gambar-Nya pun dimaksudkan Allah untuk demikian. Di dalam kesegambaran itu terdapat beragam misi antara lain agar manusia menjadi komunitas, maka Allah secara khusus melekatkan kepada kasih universal antar manusia dengan kasih eksklusif antar pribadi-pribadi berbeda gender yaitu lelaki dan perempuan dalam hubungan suami-istri. Kasih universal adalah bingkai, kasih eksklusif adalah daya intinya. Allah melekatkan kepada kasih eksklusif keragaman gender dan seksualitas khas kita: laki-laki dan perempuan. Dan universalitas-eksklusivitas kasih ini ditempatkan Allah sebagai daya yang menumbuh-kembangkan jejaring realitas dunia dan bumi kita. Maka hal ini patut kita syukuri, pelihara dan hormati. Mari kita hormati Allah dan diri kita dengan mengembangkan universalitas-eksklusivitas kasih manusia ini dalam lingkup kesetaraan dan keragaman gender serta sifat khas seksualitas masing-masing kita dengan pertolongan kuasa kasih-kudus-Nya.

TIPS: Perhatikan orang lain untuk menemukan diri sendiri. Kasihi orang lain sebagaimana kita mengasihi diri sendiri maka kasih diri sendiri tidak mengerdil melainkan mengembang.

Doa & Syafaat: Kita hidup dalam zaman yang mengabur-kacaukan maksud ilahi tentang gender dan seksualitas. Mohon kemurahan-Nya karena kita mungkin terpengaruh, mohon kuasa-Nya untuk kita menghidupi maksud ilahi untuk manusia, mohon anugerah-Nya agar orang Kristen dan gereja dapat menjadi garam dan terang bagi mereka yang bergumul tentang gender dan seksualitas dirinya.

Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hokum.

Rabu, 18 Januari 2017

Manusia (1)

Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan -- Ayub 7:17

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. -- Kejadian 1:24-31

Apakah manusia sejatinya? Di sekolah kita belajar jawab untuk pertanyaan ini sebagai: Manusia adalah makhluk sosial, makhluk ekonomi, makhluk pekerja. "Makhluk" adalah penghalusan dari "binatang", yang membedakan manusia dari binatang adalah manusia merupakan binatang berpikir, binatang bermoral, binatang pembuat alat, binatang berbahasa. Benarkah ini? Perhatikan di tiap hari penciptaan Allah membuat sesuatu yang khas jenisnya: terang dipisah dari gelap, cakrawala membagi air, air dan daratan, jenis tumbuh-tumbuhan, bentuk hidup di udara dan dalam air, di hari keenam Allah mencipta binatang dan manusia. Maka manusia memang dicipta di tahap penciptaan terakhir sesudah binatang (1) dan di pasal 2 binatang dan burung sama dicipta dari tanah. Namun ada keistimewaan manusia ketimbang binatang. Siapa yang dicipta sebagai gambar dan rupa Allah? Siapa yang tidak sekadar diperintahkan untuk ada tetapi dibentuk dengan "tangan" dan dihidupi oleh nafas Allah? Siapa yang menamai apa? Siapa yang dipercayai dengan misi jelas keber-ada-annya ? Bekal potensi apa yang diberikan Allah untuk pelaksanaan misi itu? Siapa yang cara keberlanjutannya secara khusus ditanamkan dalam pembedaan jenis kelamin dan hubungan kasih dan pembentukan komunitas? Dalam hal apa sajakah keagungan manusia kita temukan dalam paparan Kisah Penciptaan?

TIPS: Jadikan hakikat Gambar/Rupa Allah poros dari sikap-tindak ekonomi, politis, komunitas, kerja, budaya, dlsb. kita dalam hidup ini, supaya dengan kita memuliakan Tuhan kita terbukti memang mulia.

Doa & Syafaat: Supaya anugerah Allah menolong generasi muda dan keluarga kita aktif menghidupi keutamaan kita di atas binatang.

Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hokum.

Selasa, 17 Januari 2017

Penciptaan (10)

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: ... Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya... Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. -- Kejadian 1 & 2

Di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. Adapun makhluk yang pertama seperti singa, yang kedua sama seperti anak lembu, yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan yang keempat seperti burung nasar yang sedang terbang. Masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."  -- Wahyu 4:6-11

Alkitab tidak mengajarkan penciptaan adalah akibat dari konflik antara para dewa, atau hasil dari dewa yang lebih rendah, sebagaimana yang diajarkan dalam mitos-mitos penciptaan berbagai bangsa di dunia ini. Allah adalah satu-satunya yang kekal, di samping Dia tidak ada yang lain setara dengan-Nya. Maka kita tidak boleh -- sadar atau tidak sadar -- memandang konflik baik dan jahat seakan dua kekuatan yang sama kuat dan abadi. Memang ada kejahatan dan sumbernya yaitu Iblis, tetapi sebagaimana gelap adalah ketiadaan terang demikian pun kejahatan tidak bersubstansi melainkan hanya disebabkan terjadinya penyimpangan dari kebaikan. Iblis sumber pencobaan, kejahatan dan berbagai kemalangan adalah makhluk yang diciptakan Tuhan. Kedudukannya lebih rendah dan sudah dikalahkan oleh Tuhan Yesus. Maka dalam segala teori dan praktik kita dalam keseharian dan pelayanan hendaknya kita mengingat prinsip Penciptaan, kemenangan Kristus, kemakhlukan dan kekalahan iblis serta memperlakukan segala masalah yang kita hadapi dalam perspektif ini. Allah yang kasih adanya adalah pemrakarsa penciptaan, maka Alkitab mengajarkan segala, seluruh, setiap ciptaan adalah baik dan sungguh amat baik adanya. Zat, materi, energi, tumbuhan, unggas, isi lautan, binatang, tubuh manusia -- semua sungguh baik adanya. Karena itu kita patut bersyukur akan kasih-Nya yang menghasilkan semua yang baik dalam dunia kita dan mengelola serta memelihara secara bertanggungjawab dalam perspektif kasih dan dalam relasi kita yang benar dengan Tuhan. 

TIPS: Perlu introspeksi adakah yang secara konsep atau praktis, sadar atau tidak, kita berikan kedudukan setara Allah Pencipta Mahakasih Mahakuasa, dalam kehidupan kita.

Doa & Syafaat: Agar orang Kristen dan gereja memuliakan KeTuhanan Allah atas tatanan ciptaan -- materi, sosial, ekonomi, politik, ekologis.