Roma 8:34
Sesudah kebangkitan datang kenaikan – yaitu Yesus Kristus menarik diri dari ruang penglihatan jasmani manusia untuk memerintah sampai kedatangan-Nya kelak. Kejadian itu terpapar di depan mata para murid sebagai suatu gerakan naik ke awan-awan, suatu tanda bahwa Yesus telah pergi “ke dalam surga” – tempat hadirat Allah langsung – untuk menduduki tempat kuasa sebagai Tuhan yang memerintah (Kis. 1:9-11).
Yesus adalah pengantara satu-satunya antara Allah dan manusia (1Tim. 2:5), dan dalam surga karya pengantaraan-Nya berlangsung terus – bukan dalam bentuk mempersembahkan diri-Nya terus menerus sebagai tebusan untuk dosa-dosa (karya itu sudah selesai), tetapi dalam bentuk doa syafaat (Rm. 8:34; Ibr. 7:25).
Doa syafaat Yesus adalah intervensi-Nya yang efektif untuk kepentingan kita, sebagai penjaga dan pendahulu kita, ketika kita dalam kesusahan; doa-Nya memastikan bahwa manfaat Kalvari sungguh diterima dan ketika kita mendekati “takhta anugerah” kita pasti menemukan anugerah untuk menolong kita pada waktu kebutuhan kita (Ibr. 4:16).
Tetapi Yesus tidak saja berada “di surga” tetapi juga “di dalam kita” melalui Roh Kudus. Perjanjian Baru memberitahu kita bahwa orang beriman yang telah lahir baru kini dan di sini bersatu dengan Kristus dalam relasi vital di mana mereka mati bersama-Nya (tidak lagi menghidupi hidup lamanya) dan bangkit dalam Dia (mulai hidup baru yaitu persekutuan tanpa akhir dengan Tuhan – Rm. 6:1-11; Kol. 2:9-15; 3:1-3).
Karena Yesus hidup, bumi ini hanya sesaat merupakan tempat penderitaan kita, dan surga adalah kemuliaan yang melampaui segalanya (2Kor. 4:17). Apakah demikian halnya untuk Anda?
Tuhan, meski aku tidak dapat mengerti penuh keberadaan-Mu di surga dan dalam diriku pada saat yang sama, tolongku untuk mengalami-Mu sebagai pensyafaat surgawiku dan raja serta sahabat-Ku yang murah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar