Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku; … Ya Allah, bebaskanlah orang Israel dari segala kesesakannya!
Mazmur 25:1, 22Bacalah seluruh mazmur ini dan temukan lima unsur di dalamnya: doa (1-7), perenungan (8-10), doa (11), perenungan (12-15), doa (16-22). Dalam kehidupan Kristen harus ada keseimbangan antara doa (berbicara kepada Allah di dalam hadirat-Nya) dan perenungan (memikirkan tentang Allah dalam hadirat Allah).
Ayat 11 penting sekali bagi doa: “Oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, ampunilah kesalahanku, sebab besar kesalahan itu” ujar pemazmur. Ia memanggil sifat Allah, sebab hal itu adalah realitas yang ditunjuk oleh nama Allah, dan ia meminta agar Allah akan bertindak sesuai diri-Nya – yaitu sebagai Allah yang murah hati, yang akan mengampuni dosa-dosanya.
Doa ini mengulang-ulang. Saya tidak selalu suka mendengar pemimpin berdoa dalam persekutuan doa seperti ini: “Berdoa singkat saja sebab kita ingin sebanyak mungkin orang mendapatkan giliran berdoa.” Sesungguhnya pola doa Alkitab justru tidak singkat-singkat. Pengulangan dalam doa bukan sesuatu yang perlu membuat kita malu atau dibuat malu olehnya: kecuali jika kita anggap ada unsur magis dalam doa yang membuat doa menjadi “kosong” (Mat. 6:7). Ketika kita berbicara satu kepada lain, kita sering mengulang yang kita katakan untuk menekankan sesuatu; jadi ketika kita berbicara kepada Allah kita dapat melakukan yang sama. Lihatlah betapa sering pemazmur mengulang dirinya. Dua kali ia memberitahu Allah bahwa ia menantikan Dia (5-21); ia juga meminta pengampunan sampai tiga kali (7, 11, 18).
Doa pada dasarnya adalah teriakan minta tolong, diselingi dengan pujian: pujian kepada Allah yang adalah Allah yang menolong mereka yang dalam kesusahan. Secara lebih detail, kita dapat berkata bahwa pertama pemazmur memohon bimbingan (1-7), lalu ia berterima kasih untuk kebaikan Allah (8-10, 12-15), kemudian ia memohon anugerah (16-22).
Apa yang mazmur ini ajarkan kepadaku tentang doa, tentang pen-doa, dan Allahnya?
Kepada-Mu, Allah, aku mengangkat jiwaku.
Dikutip dari Buku Bapa Surgawi Mengasihimu - karangan Dr James I Packer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar