...orang-orang miskin selalu ada padamu,
dan kamu dapat menolong mereka,
bilamana kamu menghendakinya,
tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.
Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya.
Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan
di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini
akan disebut juga untuk mengingat dia." - Markus 14:7-9
Pada waktu melakukan perbuatan kasih tersebut,
perempuan itu (Maria saudara Lazarua - menurut Yohanes 11 & 12) belum tahu
bahwa Yesus akan mencurahkan darah-Nya, mempertaruhkan seluruh hidup-Nya
menjadi kurban yang menyembuhkan, melepaskan, membeli hidup kita
dari penyakit, belenggu dan perbudakan dosa / kejahatan.
Maka sungguh perbuatannya itu lebih harum daripada harum minyak mahal yang
dicurahkannya di kaki Yesus dan kemudian disekanya dengan rambutnya.
Keharuman perbuatan itu, menurut Yesus sendiri - akan dicatat dalam injil-injil
dan karenanya selalu diberitakan setiap kali Injil diberitakan.
Waktu itu, mempertentangkan sumbangan untuk orang miskin dengan perbuatan kasih kepada Yesus
sangat tidak tepat. Bagaimana mungkin membandingkan kasih kepada Yesus dengan simpati kepada orang miskin?
Namun demikian, pada masa kini dengan Yesus tidak lagi hadir secara jasmani
tetapi maha hadir melalui Roh-Nya di dalam gereja dan semua usaha perbaikan dunia ini,
betapa dahsyat bahwa segala bentuk simpati kita kepada orang miskin
boleh menjadi ekspresi dari kasih kita kepada Yesus.
Apalagi dengan kita kini telah mengetahui bahwa Yesus berkurban bagi keselamatan kita
bagaimana mungkin kita tidak ingin mengungkapkan terima kasih kita
dalam bentuk perbuatan-perbuatan kasih kita yang sangat tidak layak dibanding kurban-Nya itu?
Marilah dalam beberapa hari terakhir minggu sengsara Yesus ini
kita pertimbangkan dengan serius, seberapa jauh kurban kasih-Nya telah kita respons
dalam perbuatan2 kasih kita kepada-Nya melalui uluran tangan ke sesama
yang di dalam-Nya wajah Yesus yang menderita terbaca jelas oleh kita?
Berusahalah agar tiap perbuatan baik kita tidak keluar dari keterpaksaan atau keterbiasaan
melainkan merupakan pancaran ungkapan kasih kepada Yesus yang didasari oleh
pertimbangan yang jelas dan dukungan doa yang kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar