Jangan menganggap diri lebih pandai daripada yang sebenarnya. -- Roma 12:16 (BIS)
Pikiran, perasaan, kemauan, imajinasi, adalah kapasitas unggul manusia sebagai citra Allah. Dengan dilatih dan dipakai sebaik-baiknya manusia telah menghasilkan peradaban panjang mengagumkan -- baik di Timur maupun di Barat. Tetapi, kapasitas ini tidak dapat diandalkan dan dibolehkan berjalan sendiri. Sebab, sebagai bagian dari kapasitas manusia sebagai citra Allah, mereka hanya sanggup berfungsi baik sejauh manusia memiliki hubungan benar dengan yang dicitrainya. Tanpa hubungan benar dengan sang Asal Citra, apa yang dapat dicitrakan oleh kapasitas manusia? Itulah mengapa sejarah peradaban manusia tidak saja berisi hal-hal yang mencengangkan tetapi juga hal-hal ngeri, rusak, jijik, jahat. Inilah alasan mengapa Alkitab mendorong kita untuk menyerahkan diri secara penuh, termasuk spesifiknya kapasitas tersebut kepada Tuhan, untuk dikuduskan. Arti dikuduskan sesungguhnya adalah diserahkan untuk dikendalikan, dipenuhi oleh Tuhan agar boleh difungsikan kembali sebagai kapasitas mencitrai Dia secara tepat, indah, mulia.
Bapa surgawi, bimbing alam pikiran-perasaan-kemauan-khayalan kami kepada kemulian-Mu. Tolong agar kapasitas pencitraan kami positif-konstruktif-holistik dengan terus menerus mengalami penyelamatan dari kasih kudus-Mu. Kiranya penglihatan, pendengaran, perenungan, perencanaan, perkataan dan semua tindakan kami lainnya penuh kebaikan dan kerendahhatian-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar