Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." - Matius 8:20
Ketika emas dibakar,yang pertama akan tersingkir ke luar adalah berbagai kotoran. Yang terakhir ke luar dalam proses pemurnian itu adalah perak, logam yang setingkat di bawah emas dalam derajat kemuliaan. Demikian juga dalam pembentukan mutu kemuridan kita yang paling sukar untuk dilepaskan adalah hal-hal baik yang tanpa sadar merintangi munculnya yang terbaik dari Tuhan untuk hidup kita.
Dalam hidup ini ada begitu banyak hal-hal buruk yang dikemas dengan sangat baik oleh "dunia" ini - semisal berbagai hal yang tidak layak dalam kemasan tayangan yang canggih menarik. Menolak hal-hal seperti itu sudah termasuk sukar masa kini, tetapi bila kita ingat bahwa kandungan apa pun yang bersifat dosa menceraikan kita dari Allah, maka sebenarnya tidak sukar menilai hal sedemikian sebagai hal yang harus tegas dibuang dari hidup kita.
Namun, ada hal-hal lain dalam hidup ini yang tidak tergolong dosa yang sebenarnya tidak hakiki bagi mutu keakraban dan pengenalan kita akan Allah Hal sedemikian jauh lebih sulit untuk kita pisahkan dari "emas murni" kualitas hubungan kita dengan Allah. Dalam firman Allah di atas kita diingatkan untuk merindukan hadirat Allah melebihi semua "perak" yang kita sukai dan nikmati dalam hidup ini. Realitas kepengikutan kita akan Yesus harus senyata-nyatanya kita alami, sebab Ia telah mengupayakan dan membukakan itu bagi kita dengan pengorbanan yang tak terperikan: meninggalkan kemuliaan suran masuk ke kondisi tan layak dari manusia sezaman-Nya.
Mari dalam mutu hubungan kita dengan Allah, dalam ibadah, dalam ketaatan, dalam karya kasih untuk sesama demi Dia, dst. - dalam kuat-kuasa Roh kita usahakan mencapai standar emas dan bukan perak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar