Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. - Mazmur 62:6-7
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. - Wahyu 12:10-11
Seingat saya tema yang banyak dibahas oleh para pengkhotbah dan penulis buku sekitar 40 tahun yang lalu adalah soal "berkemangan." Itu beda dari tema yang banyak disukai orang masa kini, yaitu di sekitar soal sukses yang lebih menekankan hal-hal materiil dan bumiah.
Hal ini menunjukkan bahwa memang sudah terjadi pergeseran jauh dalam cara orang memahami jati hidup Kristen. Beda tersebut antara melihat hidup Kristen sebagai peperangan rohani atau sebagai tamasya rohani. Alkitab mengungkapkan bahwa hidup Kristen adalah suatu paradoks. Di satu pihak kita memang terus menerus merayakan anugerah Allah dalam Kristus yang telah menang menjadi penyelamat kita. Pada saat yang sama perayaan tersebut belum klimaks dan kemenangan Kristus masih harus kita jalani dan gumuli dalam perjuangan kita mengambil kemenangan-Nya dalam keseharian kita. Sebab, seperti kata Mazmur 23, Ia menyediakan hidangan, mengurapi kepala kita dengan minyak, piala kita melimpah... di hadapan musuh-musuh kita.
Bagaimana kita boleh memiliki hidup berkemangan? Ini bukan saja tetap relevan, tetapi juga lebih tepat ketimbang bagaimana kita boleh sukses. Jawabnya terdapat dalam dua ayat di atas, keduanya lahir dari konteks perang fisik dan perang iman yang nyata. Daud sudah berhasil mengalami perlindungan dan pemberdayaan Allah. Rahasianya - "hanya dekat Allah saja." Orang Kristen yang tiba di hadirat-Nya jelas sudah menang. Rahasia mereka? Karena terus menerus berlindung dan mengenakan kuasa penebusan dan pengudusan darah Yesus serta menjadikan perkataan firman Allah menjadi kesaksian hidup mereka sendiri.
Ingat kita bukan sedang tamasya, kita sedang berperang namun sambil merayakan kemenangan Kristus. Siaga, dekat Allah, mengandalkan kemenangan Kristus, sambil bersenjatakan firman - hendaknya terus menjadi ciri kehidupan keseharian kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar