Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" -- Bilangan 13:30
Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. -- 2 Timotius 2:9-10
Kalau pakai perasaan bahkan akal sehat sekalipun, memang kesimpulan 10 mata-mata Israellah yang tepat, tidak mungkin kaum budak bisa merebut negeri yang berkubu dan berpasukan kuat. Juga, bagaimana mungkin Injil tidak terhambat jika penyiarnya, Paulus telah terpenjara. Maka adalah mimpi kosong mengharapkan multiplikasi para pelayan Injil jika penerus Paulus hanya semacam Timotius yang banyak kekurangan dan kelemahan. Nekad, bodoh, berkhayalkah Kaleb mengucapkan hiburan penuh keyakinan itu? Demikian jugakah Paulus? Dari begitu banyak tantangan dan kesukaran yang boleh kita alami pasti tidak ada yang melebihi derajat kesukaran dan kemuskilan dalam penginjilan dan pemuridan. Tetapi, jika dipertimbangkan dalam terang rencana kekal Allah, kuat kuasa Injil, pemberdayaan oleh Roh, maka tidak ada tugas lebih mungkin untuk berdaya-berjaya ketimbang mengerjakan panggilan dan rencana Allah memperbarui hidup manusia. Makanya kita perlu percaya penuh kedaulatan dan kasih Allah, menilai kondisi temporer seberat apa pun sebagai tantangan dan kesempatan bukan ganjalan yang membuat kita terhenti. Sebab dalam keadaan terbelenggu justru injil mendapat kesempatan untuk Paulus bagikan kepada orang dalam penjara, baik para tahanan lain maupun para serdadu yang menjaga dia.
Tuhan yang berdaulat, kiranya visi, keyakinan dan ketaatan seperti yang ada pada Kaleb, Paulus dan para pahlawan iman sepanjang sejarah Kerajaan-Mu juga berkobar dalam pelayanan kami. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar