Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, -- Mazmur 62:12
Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. -- Markus 1:7-9
Luar biasa! Orang yang penuh daya tarik dan pengaruh itu mengaku sejatinya ia tidak layak dan tidak sekuasa Ia yang datang itu. Lalu, lebih dahsyat lagi bahwa ketika Ia yang dibicarakan itu datang, Ia malah memberi diri-Nya dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Untuk melihat kekayaan pesan dalam peristiwa baptisan Yesus ini perlu kita membaca catatan Markus dalam perbandingan dengan catatan Matius. Dengan meniadakan dialog Yesus dan Yohanes Pembaptis, Markus justru menegaskan betapa dahsyatnya kerendahhatian, kelembutan dan kepatuhan Yesus jauh melampaui Yohanes Pembaptis. Markus menekankan kuasa Yesus dalam kehambaan-Nya, jatidiri Yesus dalam tindakan tanpa perlu terlalu banyak polesan kata dan penjelasan. Memang semakin rendah hati, semakin tulus, semakin murah hati, semakin patuh kita dalam perbuatan iman dan kasih kita bagi Tuhan dan sesama, semakin kuasa dan pengaruh kita tidak terlalu membutuhkan banyak kata dan reklame. Marilah kita dengan sungguh memohon agar Ia membenamkan kita dalam Roh yang mengubahkankita menjadi sanggup menyerupai dan mengikuti pola kehidupan-Nya.
O Yesus yang rendah hati, masukkan aku lebih dalam ke dalam Roh-Mu agar aku sanggup lebih menyerupai-Mu: ekonomis dalam kata namun royal dalam kuasa dan perbuatan ajaib-Mu. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar