Inilah keturunan Esau, yaitu Edom. Esau mengambil perempuan-perempuan Kanaan menjadi isterinya, yakni Ada, anak Elon orang Het, dan Oholibama, anak Ana anak Zibeon orang Hewi, dan Basmat, anak Ismael, adik Nebayot. Ada melahirkan Elifas bagi Esau, dan Basmat melahirkan Rehuel, dan Oholibama melahirkan Yeush, Yaelam dan Korah. Itulah anak-anak Esau, yang lahir baginya di tanah Kanaan. Esau membawa isteri-isterinya, anak-anaknya lelaki dan perempuan dan semua orang yang ada di rumahnya, ternaknya, segala hewannya dan segala harta bendanya yang telah diperolehnya di tanah Kanaan, lalu pergilah ia ke negeri lain dan ia meninggalkan Yakub, adiknya itu. Sebab harta milik mereka terlalu banyak, sehingga mereka tidak dapat tinggal bersama-sama, dan negeri penumpangan mereka tidak dapat memuat mereka karena banyaknya ternak mereka itu. Maka menetaplah Esau di pegunungan Seir; Esau itulah Edom. Inilah keturunan Esau, bapa orang Edom, di pegunungan Seir. Nama anak-anaknya ialah: Elifas, anak Ada isteri Esau; Rehuel, anak Basmat isteri Esau. Anak-anak Elifas ialah Teman, Omar, Zefo, Gaetam dan Kenas. Timna adalah gundik Elifas anak Esau; ia melahirkan Amalek bagi Elifas. Itulah cucu-cucu Ada isteri Esau. Inilah anak-anak Rehuel: Nahat, Zerah, Syama dan Miza. Itulah cucu-cucu Basmat isteri Esau. Inilah anak-anak Oholibama, isteri Esau itu, anak Ana anak Zibeon; ia melahirkan bagi Esau: Yeush, Yaelam dan Korah. Inilah kepala-kepala kaum bani Esau: keturunan Elifas anak sulung Esau, ialah kepala kaum Teman, kepala kaum Omar, kepala kaum Zefo, kepala kaum Kenas, kepala kaum Korah, kepala kaum Gaetam dan kepala kaum Amalek; itulah kepala-kepala kaum Elifas di tanah Edom; itulah keturunan Ada. Inilah keturunan Rehuel anak Esau: kepala kaum Nahat, kepala kaum Zerah, kepala kaum Syama dan kepala kaum Miza; itulah kepala-kepala kaum Rehuel di tanah Edom; itulah keturunan Basmat isteri Esau. Inilah keturunan Oholibama isteri Esau: kepala kaum Yeush, kepala kaum Yaelam, kepala kaum Korah; itulah kepala-kepala kaum Oholibama, isteri Esau, anak Ana. Itulah bani Esau, yakni Edom, dan itulah kepala-kepala kaum mereka.... -- baca Kejadian 36:1-43
Bagaimanakah kesan kita tentang kekuasaan yang dimiliki orang dan kelompok yang memusuhi rencana Allah serta menimbulkan ancaman kepada umat-Nya? Kita sering takut, bukan? Kita berpikir bahwa hal-hal baik yang sedang Allah kerjakan melalui kita dapat dibuyarkan oleh mereka yang melawan Allah. Kita merasa kecil dibandingkan mereka yang berkuasa dalam dunia ini.
Hanya satu pasal diberikan untuk mencatat tentang Esau dan keturunannya. Sementara untuk Yakub dan keturunannya entah berapa banyak pasal dipakai untuk mencatat mereka. Benar menurut catatan penulis Kejadian, anak dan keturunan Esau disebut para kepala kaum, suatu sebutan atau gelar yang menyiratkan kuasa dan kemuliaan. Seperti halnya Esau, kemungkinan besar mereka adalah orang-orang perkasa, para prajurit yang sanggup membuat gentar lawan mereka. Sedangkan anak-anak Yakub hanyalah para gembala biasa. Namun tetap hanya nama dan gelar saja dari anak Esau yang disebutkan, tetapi tidak ada kisah atau riwayat mereka yang berharga untuk dicatat dan diingat di mata Allah!
Esau pun dicatat dengan panggilan yang terkait peristiwa dimana ia menjual hak kesulungannya. Ia adalah Edom. Edom dulu yang telah menolak berkat Allah, adalah Edom yang kelak menjadi bangsa yang selalu menentang Israel dan berusaha menghambat kemajuan penggenapan rencana Allah untuk Israel. Tidak ada silsilah jelas diberikan untuk mereka. Begitulah cara Alkitab memandang dan menilai pihak-pihak yang tidak di pihak Allah dan yang kekuatannya dipakai untuk menolak rencana-Nya. Begitu jugalah harusnya kita memperhitungkan bahaya yang senantiasa mengancam umat Allah. Kita tidak boleh menganggap remeh ancaman yang ada, namun kita harus menilai dan menyikapi dalam perspektif iman.
Allah telah memberikan Kanaan untuk kaum Israel, umat perjanjian-Nya. Serasi rencana Allah itu, Esau dengan segenap kaum keturunannya yang perkasa dan berkuasa itu memutuskan sendiri untuk diam di Seir, bukan di Kanaan (6, 7)! Mereka tidak ambil bagian dalam rencana Allah, itu sebabnya mereka harus menyingkir dan tidak boleh menjadi penghambat bagi kemajuan rencana Allah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar