Allah banyak membicarakan tentang mengapa kita bekerja – yaitu, kita harus bekerja karena hal yang dilakukan oleh pekerjaan bagi komunitas kita dan diri kita sendiri. Tetapi kita juga bekerja demi alasan-alasan yang lebih penting: pekerjaan mencapai karya dan tujuan Allah dalam dunia ini. Pertama, kita akan fokus pada alasan-alasan awal, sebab Alkitab memperlakukan ini secara serius sekali.
KITA BEKERJA UNTUK MENDUKUNG DIRI KITA SENDIRI
Pertama, kita harus bekerja dalam rangka mendukung diri kita sendiri dan tidak membebani masyarakat. Rasul Paulus menjelaskan itu dengan indah bagi orang Tesalonika bahwa tiap orang wajib bekerja untuk menyediakan kebutuhan dirinya sendiri. Ia menulis demikian:
Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri. (2Tes. 3:6-8, 10-12)
Ada beberapa perkecualian terhadap peraturan umum ini dalam gereja. Mereka yang tidak sanggup bekerja, entah karena keterbatasan mental atau jasmani, diberi hak untuk berbagi dalam milik komunitas. Mereka yang Alkitab bicarakan ialah orang-orang miskin, dan kedua Perjanjian jelas bahwa komunitas harus mengurus orang miskin (Ul. 15:1-11; Luk. 3:11; Gal. 2:10; Yak. 2:15-17). Perjanjian Lama membangun suatu jaringan keamanan sosial bagi orang miskin yang bertubuh sehat yang dikenal sebagai “memungut sedikit” (Im. 19:9-10). Di sini hukum taurat melarang petani menuai semua hasil tanah yang tumbuh di ladangnya. Sebagian harus ditinggalkan bagi mereka yang tidak memiliki tanah sendiri untuk ditanami. Namun mereka tetap masih harus berinisiatif. Mereka harus datang sendiri ke ladang-ladang dan memanen sesanggup mereka. Hanya orang yang tidak sanggup bekerja, karena kelemahan jasmani atau mental, yang dibebaskan dari kewajiban bekerja.
Penerbit Waskita
Tentang Penerbit Waskita
Penerbit Waskita mulai beroperasi sejak bulan Mei tahun 2010. Istilah Waskita yang berarti jeli, cerdas, diambil sebagai nama penerbit ini dengan harapan bahwa kami sungguh menghasilkan produk-produk yang mengandung sifat ketajaman kebenaran tentang Kerajaan Allah. Didirikan dengan visi / misi yang sama dengan motto kami: Menghasilkan MEDIA SARAT NILAI KERAJAAN. Waskita Publishing bersifat tidak saja antar / lintas tetapi bermaksud menjadi perjumpaan berbagai denominasi, tradisi di dalam kalangan Kekristenan sehingga Kerajaan Allah boleh termanifestasi ke dalam dan keluar. Logo Waskita Publishing: tangan-tangan yang mewakili pribadi, persekutuan, lembaga, gereja, denominasi merupakan instrumen Kerajaan Allah untuk menerima dan memancarkan berkat dan nilai Kerajaan ke sekitar.
Senin, 18 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar