Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. -- Yesaya 40:25
Saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. -- Roma 12;1-2
Allah tidak tersamakan, tertandingi, terbandingkan -- mengapa? Karena Ia Mahabesar, Mahakuasa, Mahaberdaulat,...? Ya, memang, namun kini Yesaya menegaskan karena Ia Mahakudus! Kudus (Ibr.: kadosh) berarti terpisah, khusus dalam kemurnian-Nya. Perkakas Bait dikhususkan untuk peribadahan, maka menjadi kudus; melebihi itu, Allah kudus adanya karena hakikat-Nya murni, kudus, maka Ia tanpa bandingan dan tandingan. Bahwa Ia memutuskan untuk mencipta manusia yang dapat menjadi gambar-Nya, dan oleh penyelamatan-Nya manusia boleh bersekutu dengan-Nya, sungguh tak terselami kekudusan kasih Allah itu! Maka mengkhususkan setengah jam tiap hari untuk ibadah pribadi, mengkhususkan dua jam dalam ibadah Minggu dengan hati, tubuh hadir penuh menghadap-Nya tanpa tercabang/terpecah oleh gadget, urusan, dll., mengkhususkan uang, tenaga, perhatian sebagai bagian dari "persembahan yang hidup, kudus, berkenan" kepada Allah, sesungguhnya adalah hormat dan syukur yang sepatutnya kita berikan bagi Dia yang Mahakudus!
1. Bagaimanakah kekudusan Allah dinyatakan?
2. Bagaimana semestinya saya memahami "kudus"?
3. Bagaimana saya melihat kekudusan Allah dalam perintah dan janji firman-Nya?
4. Apa saja yang tidak sepadan dengan kekudusan Allah dalam bagaimana kita beribadah di gereja?
5. Apa implikasi praktisnya bila saya ingin dilihat kudus dalam keseharian saya oleh Tuhan?
6. Bagaimana saya memahami peran saya untuk kudus dalam perintah dan janji firman-Nya, dan dalam karya Kristus serta operasi Roh Kudus?