Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan.
Keluaran 20:7
“Sembarangan” berarti “tidak sesuai kenyataannya.” Yang dilarang ialah segala penggunaan Nama Allah yang kosong, sembrono, atau tidak tulus. Paling tidak ada tiga hal yang tersentuh disini:
Pertama, tidak hormat: yaitu, berbicara atau berpikir tentang Allah yang menghina-Nya dengan tidak menerima secara serius hikmat dan kebaikan-Nya. Ayub memberikan kurban mewakili anak-anaknya sementara mereka masih hidup karena takut bahwa “Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati"; dan sesudah mereka mati istrinya dalam kepahitan menganjurkan dia untuk “mengutuk Allah lalu mati,” ia tidak bersedia melakukan itu (Ay. 1:5; 2:9-10). Apabila perhatian diri yang berdosa membuat kita membenci Allah atas apa yang Ia izinkan terjadi, kita telah melanggar perintah ketiga ini.
Hal kedua adalah bahasa buruk: yaitu, menggunakan nama Allah yang kudus sebagai perkataan sumpah menyuarakan perasaan yang tidak kudus. Penghinaan yang banyak orang ucapkan, seperti “Ya Allah,” atau “O Tuhan Yesus” – mungkin bukan dosa terburuk, tetapi merupakan suatu pelanggaran menjijikkan terhadap perintah ketiga sebab ia tidak mengungkapkan iman atau ibadah.
Hal ketiga adalah yang perlu kita berikan perhatian khusus, yaitu tentang memenuhi janji, yang sering kita perhatikan. Jika kita telah menyebut Allah dengan nama-Nya dalam rangka menguatkan perkataan kita, adalah suatu kesalahan mengerikan bila kemudian kita melupakannya. Ketika Yesus menegur keras orang Farisi yang mengatakan bahwa kita tidak bersalah membatalkan sumpah asal tidak dilakukan dengan Nama Allah, menegaskan bahwa kita tidak dapat menyingkirkan Allah dari transaksi apa pun. Ia ada dimana-mana. Semua janji dibuat dalam hadirat-Nya dan melibatkan Dia entah Nama-Nya disebut atau tidak.
Apakah dalam ketiga hal tadi Anda telah menyebut Nama Allah dengan sia-sia? Apa harus Anda buat jika seseorang melakukan itu di depan Anda?
Tuhan, aku akui bahwa aku telah memperlakukan Nama-Mu sembarangan dalam hal…
Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu karangan Dr James I Packer
Penerbit Waskita
Tentang Penerbit Waskita
Penerbit Waskita mulai beroperasi sejak bulan Mei tahun 2010. Istilah Waskita yang berarti jeli, cerdas, diambil sebagai nama penerbit ini dengan harapan bahwa kami sungguh menghasilkan produk-produk yang mengandung sifat ketajaman kebenaran tentang Kerajaan Allah. Didirikan dengan visi / misi yang sama dengan motto kami: Menghasilkan MEDIA SARAT NILAI KERAJAAN. Waskita Publishing bersifat tidak saja antar / lintas tetapi bermaksud menjadi perjumpaan berbagai denominasi, tradisi di dalam kalangan Kekristenan sehingga Kerajaan Allah boleh termanifestasi ke dalam dan keluar. Logo Waskita Publishing: tangan-tangan yang mewakili pribadi, persekutuan, lembaga, gereja, denominasi merupakan instrumen Kerajaan Allah untuk menerima dan memancarkan berkat dan nilai Kerajaan ke sekitar.
Kamis, 26 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar