Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. -- Markus 5:6-15
Kehadiran Yesus, Perkataan Yesus, Perintah Yesus tidak mungkin tidak berdampak menghasilkan perubahan yang ajaib. Itu yang kita saksikan dari cara Markus memaparkan hal yang dilakukan, diucapkan dan dialami orang yang dirasuk roh jahat selegion di Gerasa ini ketika terjadi "encounter" dengan Yesus. Pertama, begitu melihat sosok Yesus datang "ia" berlari dan menyembah Yesus. Agaknya di tengah kegilaan masih ada sedikit kewarasan, di tengah kegelapan dahsyat itu masih ada harap lemah dirinya untuk mengalami kelepasan? Memang ia masih terbelenggu oleh ribuan roh jahat sehingga ekspresi sembah dan mohonnya bercampur dengan penolakan dan tantangan. Namun begitu Yesus menanyakan siapakah namamu, ketidakjelasan antara orang itu dan roh-roh jahat itu mulai terurai dan kata ganti orang yang dipakai berubah menjadi "kami." Menjadi jelas bahwa "ia" si gila dan "kami" roh-roh jahat tidak sama, tidak identik. Lalu sesudah Yesus mengabulkan mereka pergi ke tempat yang dimaui yaitu binatang yang dalam taurat Tuhan Perjanjian Lama dianggap najis, orang itu pun berubah total. Perhatikan kata-kata yang dipakai menggambarkan keadaannya sebelum betemu Yesus dan sesudah dibebaskan Yesus (bdk. Lukas 8:35: "orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu duduk di kaki Yesus; ia telah berpakaian dan sudah waras").
TIPS: Teringat kisah Joni Earickson Tada (eks atlit ski yang lumpuh karena kecelakaan) berkhotbah di sebuah panti orang-orang dengan gangguan mental. Sepanjang ia bicara mereka asyik bercanda, melamun, beracara sendiri. Namun begitu Joni bicara bahwa ketika Yesus datang kembali mereka yang percaya akan diubahkan, dibaharui total, tiba-tiba mereka mendengar dengan penuh perhatian. Orang segila, dirasuk roh jahat separah apa pun, begitu diperhadapkan dengan berita Yesus diberi kesempatan baru untuk mengalami perubahan ajaib kembali sebagai jatidirinya yaitu gambar mulia Allah. Maka jangan kita batasi siapa yang layak dan boleh menerima lawatan Injil.