Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?" -- Mrkus 4:25-41
Murid Yesus perlu belajar bukan saja pengertian tentang Kerajaan tetapi juga dalam pengalaman nyata bagaimana manifestasi Kerajaan itu terjadi. Itu terjadi sebagai kelanjutan dari sepanjang hari Yesus mengajar dengan berbagai perumpamaan, dan lalu penjelasan khusus bagi para murid-Nya. Itu terjadi di danau yang ketinggiannya 200 meter di bawah permukaan laut dan sebelah utaranya terdapat gunung Hermon bersalju yang membuat sering terjadinya aliran udara dingin memasuki danau sehingga sewaktu-waktu bisa terjadi badai hebat seperti dialami di kisah ini. Yesus yang lelah tertidur di atas tilam nelayan seadanya. Ketika taufan mengamuk, ombak menyembur masuk ke dalam perahu, Yesus tetap tidur dengan tenang yang mencengangkan. Keadaan di luar kendali mereka membuat para murid panik, takut, dan jelas dari teguran Yesus bahwa saat itu tidak tampak ada iman bekerja dalam reaksi mereka terhadap situasi penuh bahaya itu. Dari teguran Yesus tentang ketiadaan iman mereka, bisa jadi ucapan para murid waktu membangunkan Yesus: "Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?" bukan bermaksud meminta Yesus mengendalikan keadaan tetapi menegur Yesus mengapa tidak bangun dan bersama mereka mengendalikan perahu yang hampir tenggelam. Syukurlah Yesus ada, bangun, bertindak -- kendati seruan itu adalah seruan panik tanpa iman, Ia bertindak. Hanya dengan kata-kata bersahaja namun penuh kuasa, Yesus yang lelah yang tadi tidur atas tilam sederhana bertindak menyatakan kuat-kuasa-Nya sebagai raja juga atas alam!
Sedang belajar apakah kita tentang kesahajaan dan kemuliaan Yesus dalam keseharian kita sepanjang minggu sengsara ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar