Ulangan 29:29
Ayat ini memaparkan bahwa Allah telah menyatakan pikiran dan kehendak-Nya sejauh yang kita perlu untuk maksud-maksud praktis, dan kita harus menerima apa yang telah Ia nyatakan sebagai aturan yang lengkap dan cukup untuk iman dan hidup kita. Tetapi masih ada “hal tersembunyi” yang tidak Ia beritahukan dan Ia tidak bermaksud menyatakannya, paling tidak dalam kehidupan kini. Dan alasan di balik perlakuan providensi Allah itu terkadang masuk dalam kategori berikut.
Kasus Ayub memberikan kita gambaran. Dalam seluruh tahapan peristiwa yang ia alami, Ayub tidak diberitahukan oleh Allah tantangan apa yang Allah izinkan kepada Iblis untuk menyerang kehidupan hamba-Nya itu seperti yang dipaparkan dalam kitab Ayub. Yang Ayub tahu hanya bahwa Allah yang Mahakuasa memiliki moral yang sempurna dan menyangkali kebaikan-Nya dalam segala keadaan yang Ayub alami akan merupakan penghujatan. Karena itu ia menolak untuk mengutuki Allah bahkan ketika penghidupannya, anak-anaknya, dan kesehatannya sendiri diambil darinya (Ay. 2:9-10).
Apakah serangkaian malapetaka yang menimpa Ayub berarti bahwa Allah telah turun takhta atau membuang hamba-Nya? Tidak sama sekali – seperti pengalaman Ayub berikutnya membuktikan. Tetapi alasan mengapa Allah memasukkan Ayub ke dalam kegelapan untuk sesaat tidak pernah dijelaskan kepadanya. Dan tidak bolehkah Allah, dalam maksud-maksud bijak-Nya sendiri memperlakukan para pengikut terbaik-Nya hal seperti perlakuan-Nya terhadap Ayub?
“Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub,” tulis Yakobus, “dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan” (Yak. 5:11).
Jika “mengapa” tidak dijawab, aku harus menyimpulkan apa, dan harus bertindak bagaimana?
Tuhan, meski Engkau seperti menahan jawaban, jangan tarik hadirat-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar