Kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.
Roma 7:18-19
Roma 7:14-25 ditulis dalam bentuk waktu sekarang, sesudah sebelumnya bicara dalam bentuk waktu lampau. “Dahulu aku hidup” (7) diganti oleh “kini aku” (14, 16). Apa yang Paulus katakan ini ialah bahwa prinsip yang ia bicarakan dalam ayat 7-13 – bahwa hukum Allah mendefinisi, mendeteksi, dan mengutuk dosa dalam kita, memperlihatkan betapa jauh dosa menguasai kita – masih berlaku sekarang sesudah kita menjadi Kristen.
Saya tidak setuju dengan pendapat bahwa dalam ayat 14-25 Paulus hanya mengulang dalam bentuk waktu kini apa yang telah ia katakan dalam bentuk waktu lampau di bagian sebelumnya. Semua yang mengerti bahwa Paulus seorang komunikator piawai harus mengerti bahwa perpindahan bentuk waktu itu, dimaksudkan untuk memaparkan apa yang menjadi pengalamannya masa kini sebagai seorang Kristen. Menolak ini berarti menuduh Paulus tidak sanggup mengemukakan apa yang ingin ia katakan dengan baik. Di samping itu, seorang yang bukan Kristen tidak mungkin sanggup berkata dengan benar bahwa ia menyukai hukum Allah dalam dirinya terdalam (22) sebab keinginan daging bermusuhan dengan Allah (Rm. 8:7).
Saya juga tidak percaya yang sementara orang klaim, bahwa di sini Paulus berbicara kepada seorang Kristen dalam keadaan rohani tidak sehat. Jangan katakan bahwa ketika mendiktekan surat ini Paulus berada dalam keadaan rohani yang rendah! Kenyataannya, bagian ini justru menunjukkan hasrat kerohanian yang sehat karena menginginkan kesempurnaan agar memuliakan Allah dan menjadi tertekan ketika mendapatkan bahwa dosa, meski telah dijungkirkan dari takhta dan tidak lagi berkuasa, namun tetap ada, berontak dan berusaha merebut kendali kembali, supaya orang tidak sepenuhnya mencapai kebenaran. Roma 7:24-25 menggambarkan ketertekanan yang sehat ketika apa yang orang inginkan selalu dilampaui oleh apa yang sesungguhnya dicapai.
Dapatkah Anda menemukan kesamaan dalam hidup Anda dengan konflik rohani Paulus ini? Baca lagi Roma 7:14-25 sambil menempatkan diri benar-benar dalam “aku” dalam bagian firman itu. Sungguhkah itu pengalaman Anda juga?
Tolong aku tetap menaruh harap dapat menjadi “lebih dari pemenang” meski pergumulanku seberat ini.
Dikutip dari Buku Bapa Surgawi Mengasihimu karangan Dr James I. Packer. Email: waskitapublishing@gmail.com; sms / call: 0812-270-24-870
Tidak ada komentar:
Posting Komentar