Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Yohanes 15:12-13
Apakah yang dimaksud dengan “kasih dalam Roh”? (Kol. 1:8). Itu pasti adalah ungkapan syukur kepada Allah dan sikap baik kepada sesama yang terjadi karena kita mengenal kasih Bapa, yang telah memberikan Anak-Nya, dan dari Anak yang telah memberikan diri-Nya demi keselamatan kita.
Dengan menjadikan kasih ilahi ini sebagai model, kasih dalam Roh menjadi suatu kebiasaan melayani yang mengorbankan diri di mana semua unsur kehidupan seseorang terus menerus diserahkan untuk kepentingan orang lain. Paulus menarik profil tersebut dalam suratnya di Korintus (1Kor. 13:4-7). Di hatinya terdalam terdapat sikap altruisme (mengutamakan orang lain) yang terus menerus, hasrat untuk melihat orang lain memiliki hidup yang berhasil, baik, kudus, dan bahagia – suatu hasrat yang di mata dunia yang jatuh ini adalah suatu hal yang tak tersselami dan yang hakikatnya adalah adikodrati. Agape, kata yang biasa dipakai dalam Perjanjian Baru, tidak dipakai dalam arti demikian sebelum Kekristenan muncul, dan tidak heran: kasih itu sendiri hanya dikenal melalui Kristus. Agape adalah tanda jatidiri orang yang mengklaim mengenal Allah secara riil dan murni (1Yoh. 3:14-16; 4:7-11). Agape bukan karunia alami atau hasil pengembangan diri, tetapi adalah buah adikodrati dari Roh (Gal 5:22), yang memancar dari hati yang melihat dan mengenal kasih Allah melalui Roh.
Daftarkan orang-orang yang anda ingin sungguh melihat hidup mereka menjadi berhasil, baik, kudus, dan bahagia.
Bicaralah kepada Allah tentang orang-orang itu dan secara teratur membawa mereka di hadapan Allah dalam doa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar