Filipi 3:12
Seorang psikolog mendefinisikan kedewasaan manusiawi sebagai kedewasaan emosional. Analisisnya berikut ini: 1. Memiliki kemampuan menghadapi realitas secara konstruktif; 2. Sanggup menyesuaikan diri untuk perubahan; 3. Relatif bebas dari gejala yang ditimbulkan oleh ketegangan dan kekhawatiran; 4. Sanggup mendapatkan kepuasan dari memberi ketimbang menerima; 5. Sanggup berelasi dengan konsisten, siap menolong, dan kepuasan timbal balik; 6. Sanggup mengubah dan mengarahkan kemarahan untuk tujuan yang konstruktif.
Masing-masing hal tadi dapat diklasifikasi sebagai berikut: penerimaan, kasih, atau kreatifitas. Dan Alkitab banyak bicara tentang masing-masing hal itu. Kesan saya, definisi tentang kesehatan mental tadi sangat berkait langsung dengan apa yang Alkitab nyatakan sebagai kehendak Allah untuk manusia dan pemenuhan sejati sifat manusia.
Namun begitu, kita tidak boleh berhenti sampai di situ sebab dalam definisi itu tidak terdapat acuan ke standar moral. Kita perlu tegas bahwa tanpa moralitas tidak ada kedewasaan. Yesus, yang adalah contoh sempurna dari Allah tentang kedewasaan manusiawi, memperlihatkan secara sempurna tidak saja penerimaan, kreatifitas, dan kasih (kedewasaan emosional), tetapi juga kehidupan benar dari hati yang murni (kedewasaan etis).
Kita dipanggil untuk makin serupa Kristus baik secara emosi dan etis. Sesudah mengakui dirinya tidak sempurna (kesempurnaan tanpa dosa tersedia untuk kehidupan yang akan datang), Paulus mendorong agar “mengejar sasaran ilahi yaitu panggilan Allah dalam Kristus Yesus” sebab inilah jalan ke kedewasaan dan mendekat ke ideal ilahi (Fil. 3:14-15).
Periksa diri Anda dalam terang renungan di atas.
Tuhan Yesus, ajarku dan tolongku bertumbuh makin dewasa.
Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu - oleh Dr James I Packer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar