Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa." Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku." Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. -- Markus 9:28-40
Nas ini memberikan beberapa pelajaran penting. Pertama, iman dan doa adalah prasyarat untuk pelayanan yang berhasil. Iman sejati artinya adalah keyakinan yang ditujukan dan disesuaikan dengan pribadi dan kehendak Allah, dan ini terjadi dalam hubungan yang intens dengan Allah. Maka, meski bisa jadi doa menjadi salah dan tidak beriman karena berpusat pada kehendak pendoa sendiri, tetapi iman yang hidup selalu ditopang oleh doa yang hidup pula. Dan ini menjadi prasyarat bagi kemenangan atas roh-roh jahat dan keberbuahan lainnya dalam kehidupan dan pelayanan. Kedua, bagaimana hubungannya hal ini dengan menyambut anak kecil dalam nama Yesus? Tidakkah kita lihat di sini hubungan antara kegagalan mengusir roh jahat, kegagalan mengerti salib Yesus, kegagalan menumbuhkan iman dalam doa yang intens dan kegagalan mengutamakan yang kecil demi Yesus karena mengutamakan kehendak, pengertian dan ambisi diri sendiri? Iman dan doa pada hakikatnya adalah menyandarkan diri penuh pada kedaulatan dan kemahakuasaan Allah. Dan itu hanya terjadi dalam suasana kesadaran akan ketidaksanggupan, kerendahan, ketidaklayakan diri kita. Semakin kita menyadari kecil dan lemahnya kita semakin kita akan bersandar pada kemuliaan Tuhan, dan akibatnya semakin kita akan mengalami kekuatan yang datang dari Dia. Maka, ketiga, semakin kita menyadari bahwa kesanggupan, keberhasilan, pencapaian, keberbuahan, pengaruh dan ketenaran yang kita alami dalam pelayanan sesungguhnya bukan punya kita sendiri, semakin kita akan sanggup menghargai karya dan manifestasi kuasa Allah dalam orang yang tidak persis sama dengan kita dalam teologia, pengertian alkitabiah, denominasi, tradisi atau kebiasaan spiritualitasnya.
Tuhan, Engkau telah sedemikian melintasi begitu banyak tembok pemisah antara kemuliaan dan kekuasaan-Mu dengan kerendahan dan ketidakberdayaan kami, tolong kami sungguh betumbuh dalam doa dan iman yang benar, sungguh semakin menghargai hal yang kecil seakan menghargai diri-Mu sendiri, dan semakin lapang hati untuk menghisabkan diri dengan semua yang di dalamnya Engkau berkarya sebagai sesama warga Kerajaan-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar