Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub. Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu. -- Kejadian 25:27-34
Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. -- Ibrani 12:16
Sejak dari kandungan Ribka dua saudara kembar ini sudah saling bergelut. Doa Ribka menunjukkan ia sangat kesakitan dan ia pergi memohon kepada TUHAN -- tentu maksud tersiratnya bukan memohon petunjuk tetapi memohon dilepaskan dari penderitaan itu. Anehnya yang ia terima dari TUHAN adalah nubuatan tentang akan munculnya dua bangsa yang saling berlawanan. Anehnya lagi bukan anak yang sulung akan menjadi bangsa yang unggul melainkan anak yang kedua. Ini terbukti ketika keduanya lahir sebab si pegulat yaitu anak yang kedua keluar sambil memegangi kaki anak pertama. Nubuat tersebut terasa sangat bertolak belakang dengan kenyataan sebab Esau justru yang tampil lebih perkasa dengan naluri liarnya yang menyukai alam ketimbang Yakub yang anak mama. Namun di balik dua ungkapan orientasi hidup berbeda itu terlihat semakin jelas bahwa yang sulung justru lebih memikirkan hal-hal yang sensual dan sementara sedangkan yang adik justru yang lebih memikirkan hal-hal yang spiritual dan jauh ke masa depan. Penggenapan awal nubuatan TUHAN terjadi ketika Esau pulang dari berburu dalam keadaan lelah dan lapar meminta diberikan sup kacang merah. Kesempatan itu dipakai dengan liciknya oleh Yakub yang meminta agar pemuas lapar Esau itu dibarter dengan berkat kesulungan, dan itu dilakukan dengan bersumpah. Dengan ringannya Esau membiarkan berkat kesulungan yang adalah haknya itu lepas darinya karena hanya melihat kefanaan dirinya dan tidak memiliki penilaian sepadan akan arti hak itu.
Kisah Esau dan Yakub ini oleh Perjanjian Baru dilihat dari dua perspektif yang berbeda dan harus diterima bersamaan sebagai kebenaran-kebenaran paradoksal yang melampaui kesanggupan logika kita menampungnya. Di satu pihak ada ketetapan TUHAN atas Yakub dan Esau; pilihan itu dalam Roma 9 dijelaskan sebagai pilihan kedaulatan TUHAN yang juga adalah pilihan anugerah dan rahmat. Yakub yang nomor dua yang secara kasat mata bukan calon tepat untuk menjadi penyandang janji Abraham justru dipilih TUHAN -- inilah anugerah dan rahmat. Pilihan itu dalam Ibrani 12:16 dilihat sebagai peringatan tentang kewajiban kita menghargai hal-hal kekal dan konsekuensi dari setiap dan semua pilihan sementara kita pada perjalanan hidup selanjutnya menuju kekekalan. Maka peristiwa ini hendaknya membuat kita meninggikan anugerah, rahmat, hkmat, kedaulatan dalam pilihan TUHAN dan dengan berhati-hati memilih dan menjalani hidup ini dengan penuh kesadaran akan konsekuensi kekalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar