Yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin. -- 1 Petrus 4:8-11
Inti dari bagian firman ini adalah memberikan prinsip tentang pelaksanaan berbagai karunia rohani dalam kehidupan gereja. Kasih merupakan sumber atau dasarnya -- keutamaan kasih dalam segala sesuatu. Peran masing-masing orang percaya adalah mempraktikkan karunia khas yang ia terima dari Roh Kudus seorang kepada yang lain. Bila prinsip ini sungguh dilaksanakan maka kuat kuasa Allah akan dialami nyata dan gereja akan bertumbuh sesuai maksud Allah untuknya serta akhirnya Allah dimuliakan.
Penting untuk kita perhatikan bahwa salah satu bentuk pelayanan yang Petrus soroti di sini adalah "berbicara." Secara luas itu bisa berarti bicara pada umumnya, secara lebih khusus bicara dalam konteks pelayanan seperti menghibur, menguatkan, mengkonsel, dan yang lebih dekat dengan topik karunia-karunia nas ini adalah penyampaian firman atau khotbah. Supaya terjadi dampak yang sungguh membangun, memurnikan sesama orang percaya dan memuliakan Allah, apa pun bentuk dan konteks bicara kita -- bicara biasa, bicara dalam berbagai bentuk pelayanan, dan khususnya bicara menyampaikan arti dan makna firman agar kekayaan hikmat-kebenaran-kekuatan ilahi di dalamnya menjadi firman kekinian yang membumi -- orang itu harus menyadari panggilan utamanya yaitu sebagai orang yang menyampaikan firman Allah. Panggilan pengkhotbah adalah pewarta, pembuka, pemapar firman... bukan mengubah peran menjadi motivator, pelawak, entertainer..., apalagi dengan / sampai menambah, mengurangi, memelintir, mengaburkan, mengubah firman sampai pendengar bukan berfokus pada Allah dan isi hatinya tetapi pada yang menyimpang dari itu.
Marilah kita setia dalam membaca merenungkan firman dalam waktu yang signifikan agar bicara keseharian, pelayanan dan pewartaan kita sungguh adalah berbagi kepenuhan hikmat dan kebenaran Allah. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar