Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. . -- 1 Petrus 5:8-9
Dalam perjalanan iman Petrus sendiri beberapa kali ia nyaris jatuh dijegal si iblis. Pertama sesudah pengakuan iman yang benar tentang jatidiri dan peran Yesus tetapi ia menolak keharusan Kristus mati di salib. Kedua ketika ia dan dua temannya gagal berdoa bersama Yesus, dan ketiga ketika dalam nyali ciut ia hanya berani mengikut Yesus dari jauh dalam proses pengadilan-Nya sampai akhirnya menyangkali Yesus Kristus. Syukur bahwa Yesus mendoakan, mencari dia pasca kebangkitan dan memulihkan ke panggilannya semula.
Ia sudah mengalami ngerinya kebuasan dan kelicikan si iblis, maka pringatan agar orang percaya sadar dan berjaga-jaga sungguh pribadi dan urgen sifatnya. Tanpa sadar kita tidak bisa berjaga-jaga, tanpa menyadari bahwa iblis adalah lawan, yang sekaligus cerdik dan jahat dan buas kita akan lengah. Ia adalah lawan -- melawan Allah dan kesan tentang sifat serta kehendak dan jalan Allah ke berbagai kapasitas manusia kita. Bukankah kadang kita merasa Allah tidak adil, Allah kurang kasih, Allah seperti kurang berkuasa? Ia menuduh Allah di ruang batin kita. Sadari itu! Lawan! Ia juga melawan anak-anak Allah di hadapan Allah -- contohnya Ayub! Ia berusaha supaya posisi dan kondisi kita di hadapan anugerah Allah tergoyahkan. Jika mungkin ia ingin supaya perlindungan dan pemeliharaan Allah atas kita disingkirkan. Jika mungkin ia ingin supaya kita dapat direbut, dimangsanya. Syukur bahwa karya pemeliharaan, rencana kekal Allah, penyelamatan dalam Yesus Kristus oleh pendampingan Roh Kudus atas kita sempurna. Namun begitu kita harus sadar dan berjaga-jaga, dan memakai anjuran Paulus di Efesus 6 kita harus mengambil, mengenakan dan menggunakan selengkap senjata perang dari Allah!
Oleh karena si iblis adalah LAWAN, kita harus tegas menilai dan memperlakukan dia juga dengan MELAWAN balik -- bahasa pengadilan Petrus di sini berbalik menjadi bahasa perang. Iman yang hendak diserangnya, Ia yang menjadi subjek iman kita yang hendak diserangnya -- hanya dengan iman yang teguh kita boleh menang melawan si iblis sebagaimana juga sampai kini terbukti bahwa kemenangan iman dicapai oleh semua saudara seiman yang mengalami berbagai serangan penderitaan dan aniaya karena ulah si jahat.
Kiranya kita sadar, berjaga-jaga dengan selengkap senjata Allah menolak semua bentuk tipu daya, bujuk rayu dan serangan si iblis dengan IMAN yang teguh. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar