Matius 22:37
Ketika Kristus memanggil kita, sebagai bagian dari hukum pertama, untuk mengasihi Allah dengan segenap akal budi kita, Ia meminta kita benar-benar menggunakan pikiran kita. Maksudnya bukan saja kita perlu belajar doktrin dalam kevakuman, tetapi menerapkan doktrin ke fakta-fakta dunia Allah sebagaimana yang kita kenal supaya kita boleh menafsirkannya dengan tepat dan dalam segala mampu membedakan apa pikiran dan kehendak Allah.
Orang Kristen dilarang tidak tertarik pada dunia. Iman alkitabiah diberikan kepada kita bukan sekadar untuk mendapatkan jaminan masuk surga tetapi juga untuk menyediakan kita prinsip untuk hidup kreatif dan imajinatif di sini dan kini. Kita harus memakai pikiran yang Ia karuniakan kepada kita dengan menerapkan kebenaran yang Ia nyatakan ke seluruh hidup, dalam rangka agar semuanya boleh dikuduskan.
Memang kita harus menjaga jarak dari dunia dalam arti kita tidak boleh menganggap dunia ini rumah kita atau menganggapnya sebagai ganjaran kita sejati. Sikap memandang dunia ini sebagai pilihan kedua disebabkan orang Kristen berkata “bagiku hidup adalah Kristus” (Fil. 1:21). Tetapi setara dengan itu, kita tidak boleh membelakangi dunia dan hilang interes kepadanya. Allah memerhatikan dunia, kita pun harus.
Ini akan berarti kita sedia untuk memikirkan tentang masalah-masalah mendesak masa kini – relasi antar ras, relasi kerja, relasi dengan penganut agama lain, kemiskinan, pencemaran, human-trafficking, berbagai wabah penyakit. Juga ketika kita berusaha memenangkan orang lain kepada Kristus kita harus menghadapi kesulitan hidup yang mereka alami. Kesaksian Kristen bukan sekadar melemparkan ayat-ayat Alkitab, tetapi duduk berdampingan dengan orang lain yang ingin kita bantu dan memikirkan bersamanya bagaimana memecahkan masalah mereka.
Tuhan, jadikanku tidak takut berpikir, peduli, dan terlibat.
Dari Buku Bapa Surgawi Mengasihimu oleh J. I. Packer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar