Sumber pengudusan kita ialah kesatuan dengan Kristus. Kita dipersatukan dengan-Nya pada titik di mana kehidupan kita yang pertama (hidup lama kita) berakhir dan kehidupan baru mulai. Permulaan hidup baru berarti pembaruan hati kita sehingga kini kita mengasihi Allah dan kehendak-nya, jalan-Nya, serta maksud-Nya, dan menemukan hasrat terdalam kita – yaitu mengenal, mengasihi, mendekat, melayani, menyukakan, dan memuji Dia sepanjang hari-hari kita. Panggilan untuk kudus hanyalah panggilan agar kita menjadi Kristen sewajarnya dan mengizinkan semua insting, impuls, kerinduan baru itu mengungkap diri dalam cara kita hidup.
Agen pengudusan adalah Roh Kudus yang bekerja dalam kita untuk menciptakan kemauan dan tindakan sesuai perkenan baik Allah. Berulang kali kita harus berlutut dan mengakui ketidakberdayaan kita serta memohon untuk diberdayakan. Lalu, dengan memercayai bahwa Allah mendengar dan menjawab kita, kita harus bertindak, berusaha untuk melakukan hal yang telah kita minta dalam doa.
Semua ini tidak semudah yang terdengar, sebab pengudusan adalah peperangan (Gal. 5:17). Kita tidak pernah mengarahkan hati kita sepenuhnya kepada perkara-perkara Allah, sehingga meskipun tindakan kita benar menurut standar eksternal, hati kita tidak sempurna benar. Pengudusan melibatkan pergumulan dan perjuangan sepanjang hidup.
Apakah hal yang darinya kita tumbuh dalam kekudusan? Apakah hal yang darinya tidak mungkin kita akan tumbuh?
Tuhan, aku sadar aku tidak boleh menyebut apa pun sebagai “pertumbuhan” jika membuatku menjauhi salib-Mu.
Dikutip dari buku Bapa Surgawi Mengasihimu karangan Dr. James I. Packer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar