Larangan Yesus agar kita tidak menghakimi bukan berarti kita boleh tidak peduli tentang kesalahan kita atau orang lain. Yang Ia tentang ialah sikap mencari-cari kesalahan yang bersumber pada kepribadian bermasalah dan yang sering tidak realistis juga tidak tulus.
Itu berbeda dari yang Paulus minta di sini: menegur sesama Kristen dengan lembut dan rendah hati agar mereka diperbaiki, dengan demikian menolong mereka untuk selalu waspada tentang kelemahan mereka. Yang tidak boleh kita lakukan ialah menerpa orang dengan kata-kata bahwa kita mencintainya, lalu menunjukkan semua kesalahannya kemudian meninggalkannya begitu saja. Kita tidak boleh menegur orang tanpa kita bersedia berusaha memulihkannya.
Kita harus kreatif dalam relasi kita. Itu berarti kita menciptakan situasi yang membuat kita akan didengar oleh orang lain dan yang membuat orang itu merasa bahwa kita sungguh memperhatikannya. Kita harus membuat waktu dan berdoa untuk menyusun strategi agar orang yang ingin kita nasihati akan menerimanya dan merasakan kasih kita kepadanya.
Yesus luar biasa kreatif dalam relasi-Nya. Ia tidak pernah berbicara melebihi yang sanggup didengar orang; terkadang Ia memberikan jawaban misterius kepada pertanyaan pertama mereka sampai hal itu membuat mereka berpikir lanjut ke apa yang Ia katakan dan dapat bertanya lebih baik sehingga terjadi kemajuan. Kasih memberi-Nya empati luar biasa kepada orang lain. Kita perlu kasih seperti itu.
Bapa, mengasihi yang memberi diri membuat diri saya rentan. Tetapi jika Engkau sendiri memikul risiko itu, aku tidak boleh enggan.
Dari Bapa Surgawi Mengasihimu - oleh Dr James I Packer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar