Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
1 Korintus 4:8, 10Baptisan Kristen, entah diselam, disiram, atau dipercik, sama berarti berlalu di bawah air (menandakan kematian), dan kemudian keluar dari bawahnya (menandakan kebangkitan). Kematian dan kebangkitan yang ditandai tadi bersifat jasmani (masa depan) dan spiritual (masa kini). Dan kematian spiritual serta kebangkitan yang dimaksud tidak saja peristiwa sekali untuk selamanya orang menjadi Ksristen, tetapi pengalaman berkelanjutan dari “senantiasa membawa kematian Yesus dalam tubuh, supaya hidup Yesus boleh dinyatakan dalam tubuh kita.”
Itulah pola kehidupan Kristen. Melalui kasih yang meniadakan pementingan diri, ketaatan, aniaya karena penderitaan dan kehilangan demi Yesus, tiap hari kita masuk ke dalam ribuan kematian kecil, dan melalui pelayanan Roh, kita bangkit dari kematian-kematian kecil itu dan secara tetap masuk ke dalam pengalaman berulang dari hidup kebangkitan denga Kristus.
Demikian itulah kehidupan iman yang secara tetap dan sadar, penuh pengharapan. Roh mendorong kita untuk menatap kepada Kristus untuk mendapatkan kekuatan moral yang kita perlukan – kelembutan, kemurahan, kesediaan untuk berbagi dan mengampuni; kesabaran, kegigihan, ketekunan, keberanian, keadilan, kesabaran, kebaikan, dan seterusnya. Dan sementara kita berdoa serta berusaha untuk mempraktikkan kebajikan itu, kita mendapatkan bahwa kita disanggupkan untuk melakukannya.
Apakah Anda mengalami pola itu?
Tuhan, jangan biarkan gambaran martir yang suram memikul salib membelokkanku dari memasuki pengalaman “mati ke dalam hidup” secara otentik, kaya, yang Kau ingin untuk kualami.
Dari Buku Bapa Surgawi Mengasihimu -oleh Dr James I Packer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar