Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu?
Ibrani 2:3Dalam kedua Perjanjian, kita temukan bahwa keselamatan adalah tema utamanya. Ada dua faktor tetap dalam pengungkapannya. Pertama, Allah selalu adalah pihak yang meluputkan. Dalam kedua Perjanjian , Ia ditinggikan sebagai Juruselamat. Juga Ia nampak sebagai yang menyelamatkan melalui para juruselamat, manusia seperti para hakim dalam Perjanjian Lama dan Yesus Anak-Nya yang tunggal dalam Perjanjian Baru. Ia adalah Raja, dan dalam kedua Perjanjian kita melihat tindakan-Nya yang berdaulat, dan jaya. Dalam kedua Perjanjian tindakan-Nya itu diikuti oleh mukjizat – yaitu karya penciptaan baru yang memimpin orang ke dalam keselamatan yang sejatinya adalah kehidupan kebaruan.
Faktor tetap kedua ialah manusia yang diluputkan. Mereka adalah para pendosa; lebih tepatnya, mereka adalah kelompok manusia yang jelas berdosa; sesungguhnya, mereka adalah benih Abraham, kawanan yang dalam Perjanjian Baru mengerucut ke dalam diri Yesus Kristus sendiri dan kemudian melalui Dia meluas menjadi suatu kawanan internasional dari para Kristen yang percaya. Dalam bagian Alkitab seperti Roma 4 dan Galatia 3, Paulus meletakkan prinsip dasar bahwa mereka yang diselamatkan, baik Yahudi maupun asal kafir, diselamatkan bersama Abraham yang setia itu. Artinya, kita diselamatkan dalam sifat kita sebagai benih dari Abraham yang setia dengan jalan berbagi dalam iman Abraham.
Keselamatan, untuk umat Allah mencakup tiga periode waktu: masa lalu, kini, dan akan datang. Orang percaya menatap balik ke karya penyelamatan Kristus di salib, yang meluputkan mereka dari kesalahan dosa mereka. Mereka menatap ke depan ke karya penyelamatan Kristus pada saat kedatangan-Nya kembali kelak, membawa keselamatan untuk mereka yang kini menatap kepada-Nya, untuk akhirnya meluputkan mereka dari pencobaan dosa (Ibr. 9:28). Dan pada masa kini dalam pengalaman keseharian mereka, mereka bersukacita karena keluputan dari kekuasaan dosa.
Pujilah Allah atas dasar Titus 3:5, 7 dan 1 Korintus 1:18.
Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu - karangan Dr James I Packer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar