Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku.
Yesaya 43:12
Umat Allah dalam Perjanjian Lama diselamatkan, pertama untuk bersekutu dengan Allah Juruselamat mereka yang telah menemui mereka di Sinai dan menjadikan diri-Nya Tuhan yang seterusnya akan bersama mereka senantiasa. “Mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka” (Kel. 25:8).
Kedua, mereka diselamatkan untuk taat kepada Allah – Allah yang memberi mereka hukum-Nya di Sinai. “Selamatkanlah aku! Aku hendak berpegang pada peringatan-peringatan-Mu” (Mzm. 119:146). Dalam mazmur, keselamatan tidak merupakan tujuan ketaatan melainkan merupakan dasar untuk ketaatan – keselamatan melahirkan ketaatan.
Ketiga, mereka diselamatkan untuk menikmati shalom: yaitu kedamaian dan kebahagiaan dari Allah di tanah yang Allah berikan kepada mereka. Mereka diselamatkan untuk kekudusan, keutuhan, kesehatan, dan keserasian dalam kehidupan mereka bersama, sebab semua ini adalah bagian dari pengertian shalom. Dan ketika Allah menetapkan kalender perayaan untuk mereka di Tanah Perjanjian, semua tiga hari perayaan itu (Roti Tidak Beragi dan Paskah, Hari Raya Minggu-minggu atau Panenan, dan Hari Raya Kemah Sembahyang) serta pemberian hasil pertama dari tanah masing-masing orang, secara jelas berkait dengan Keluaran dan dijadikan kesempatan untuk memuji dan mensyukuri keselamatan dari Allah.
Dalam Perjanjian Baru, unsur khas dari dispensasi yang lama memberi jalan untuk yang mereka bayangkan dalam dispensasi yang baru. Kini Allah meluputkan dari perbudakan rohani, perbudakan dosa dan Iblis, dan memberikan suatu hidup surgawi, hidup dunia baru, melalui Kristus sang Juruselamat yang Ia tetapkan.
Apakah saya menikmati semua tujuan keselamatan ini?
Tuhan saya perlu keselamatan dalam wilayah ini: … (Katakanlah secara spesifik).
Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu - oleh Dr James I Packer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar