Perkataan yang dinyatakan kepada Amos, salah
seorang peternak domba dari Tekoa… Beginilah firman TUHAN. - Amos
1:1, 3
Tanda
istimewa nubuat Perjanjian Lama ialah formula “Beginilah firman TUHAN” yang
selalu mendahului pengucapannya. Formula itu memproklamirkan sumber dan
otoritas pesan para nabi: ia memberitahukan dunia bahwa perkataan mereka harus
didengar dan diterima sebagai pencanangan kerajaan dari Allah, dan bukan
sekadar produk manusia saleh. Pesan profetis cocoknya dibandingkan bukan dengan
editorial Kompas tetapi dengan pernyataan-pernyataan
dari pihak istana.
Lazimnya para nabi bicara atas nama
pribadi Allah: “Aku” dalam ujaran mereka lebih sering daripada menyebut Yahweh
sendiri. Psikologi dari inspirasi profetis, melibatkan faktor-faktor suara,
visi, intuisi, dan perenungan, jelas misterius bagi kita yang tidak ikut
mengalaminya. Tetapi kedua Perjanjian memberitahu kita bahwa inspirasi
profetis, betapa pun misteriusnya, merupakan fakta yang terjadi berulang kali
mulai dari Musa seterusnya dan inspirasi ini memiliki dampak definit dan khas.
Inspirasi profetis lebih dari sekadar wawasan alami, bahkan lebih dari
pencerahan rohani; inspirasi profetis adalah suatu proses unik di mana pewarta
manusia ditarik ke dalam pengidentifikasian sedemikian sempurna dengan pesan
yang telah Allah berikan kepadanya untuk disampaikan sampai yang ia katakan
dapat dan harus diperlakukan sebagai sepenuhnya ilahi.
Meskipun kuasa pemikiran dan
keahlian nabi sendiri sepenuhnya dipakai dalam menyelami penyingkapan diri
Allah dan dalam menyiapkan penyingkapan itu untuk publikasi (lisan atau
tulisan), produk yang dihasilkan itu secara seragam dan tanpa salah adalah
“Firman dari TUHAN.”
Dapatkah
para pengkhotbah, penyuluh, dlsb. masa kini belajar sesuatu tentang metode,
ketrampilan para nabi Perjanjian Lama?
Tuhan, tolong aku mengidentifikasi diri
dengan pesan yang Engkau ingin aku sampaikan ke orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar