Kata Yakub kepada ayahnya: "Akulah
Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku.
Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa
memberkati aku." - Kejadian 27:19
Allah
mengurus Yakub, cucu Abraham, dengan cara berbeda dari Ia menangani Abraham. Pertama,
sekitar duapuluh tahun lamanya, Allah membiarkan Yakub menenun jejaring dusta
yang rumit dengan banyak konsekuensi tak terhindari – saling tidak percaya,
persahabatan berubah menjadi permusuhan, dan pengasingan diri sang pendusta.
Konsekuensi dari kelicikan Yakub itu sendiri adalah hukuman Allah atasnya.
Ketika Yakub mencuri hak dan berkat
kesulungan Esau, Esau membencinya (wajar!), dan Yakub harus segera lari dari
rumah. Ia pergi ke Laban, pamannya yang terbukti sama liciknya seperti Yakub
sendiri. Laban memeras posisi Yakub dan mengakalinya untuk tidak saja mengawini
putrinya yang cantik yang Yakub inginkan, tetapi juga yang sederhana dengan
mata jelek, yang jika tidak demikian mungkin akan susah untuk beroleh suami
yang baik.
Pengalaman Yakub dengan Laban adalah
kasus penipu tertipu; Allah menggunakan itu untuk menunjukkan kepada Yakub apa
rasanya menjadi orang yang ditipu – sesuatu yang harus Yakub pelajari jika ia ingin
putus cinta dengan jalan hidupnya yang lama. Namun demikian Yakub belum lagi
sembuh. Reaksi langsungnya adalah memberi gayung bersambut; ia memanipulasi
pengembang-biakan domba-domba Laban sedemikian cerdiknya, sampai ia mendapat
untung sangat banyak dan kerugian besar pada majikannya, dan ini membuat Laban
marah, lalu Yakub berpikir lebih baik ia pergi dengan keluarganya ke Kanaan
sebelum pembalasan dendam mulai. Allah yang sedemikian jauh tidak pernah
menegur ketidakjujuran Yakub, mendorong dia untuk pergi, sebab Ia tahu apa yang
akan Ia lakukan kepadanya sebelum perjalanan tiba di tujuan.
Tengok
kembali perlakuan Allah kepada Anda, dengan mengingat saat ketika Ia membiarkan
Anda memilih jalan sendiri dan kemudian Anda harus “mencicipi” hal yang Anda
“buang.”
Bapa, terima kasih Engkau sabar sementara
aku jatuh bangun dalam belajar dari-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar