Aku juga telah datang kepadamu dalam
kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak
kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan
akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia,
tetapi pada kekuatan Allah. - 1 Korintus 2:3-5
Paulus
tahu bawa ia akan terlihat bodoh di mata orang Korintus. Baiklah! Ia siap untuk
itu. Ia akan mengandalkan Tuhan agar menghormati Firman-Nya. Ia memberitahu
orang Korintus bahwa ia sengaja membelakangi kembang api filsafat dan
oratorika, karena berketetapan hati untuk bicara gamblang dan sederhana serta
memercayai Roh Kudus untuk mendemonstrasikan, mengukuhkan, dan mengotentikkan
kebenaran ilahi pesan yang ia sampaikan. Ia memercayai kuasa Allah, bukan
kecerdasannya sendiri.
Memang Paulus merasa sedikit bodoh.
Itulah tujuan kata lemah dan takut yang ia pakai. Menyadari bahwa ia
akan mengecewakan orang Korintus karena tidak menyerasikan diri dengan kesombongan
intelektual Yunani, ia merasa rentan dan bersiap dianggap aneh, dan itu
membuatnya tidak nyaman. Namun demikian ia tidak surut. Ia tahu bahwa kesetiaan
menuntutnya melakukan itu, dan ia tahu bahwa ia dapat menaruh percaya kepada
Allah untuk menghormati kesetiaannya. Paulus melihat kepada Roh Kudus untuk
mengabsahkan Firman.
Roh bertindak sesuai yang Paulus
harapkan. Hasilnya ialah gereja Korintus! Allah menghormati kesetiaan kepada
kebenaran-Nya – kesetiaan baik kepada isi yang Ia berikan maupun pencerahan
yang Roh berikan. Kini kita pun dipanggil untuk menyaksikan kesetiaan sejenis
itu.
Tuhan, tolong aku untuk mendemonstrasikan
dalam hidupku bahwa betapa pun lemah dan tak layak kami secara manusia, kami
boleh dipenuhi kuasa Roh-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar