Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya
kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel .
Mazmur 103:7
Ide
bahwa hakikat penyataan bersifat komunikasi lisan tidak menyiratkan bahwa Allah
adalah rabi di awang-awang yang pekerjaannya tidak lain dari duduk dan bicara. Yang
sungguh tersirat adalah tidak ada peristiwa sejarah yang dalam dirinya dapat
membuat Allah dikenal oleh semua orang kecuali Allah sendiri menyingkapkan artinya
dan tempatnya dalam rencana-Nya. Peristiwa-peristiwa dalam penyelenggaraan
ilahi boleh berfungsi mengingatkan kita secara kurang jelas bahwa Allah sedang
bekerja, tetapi kaitannya (jika ada) dengan maksud penyelamatan-Nya tidak dapat
diketahui sampai Ia sendiri memberitahukannya kepada kita. Tidak ada peristiwa
apa pun yang sanggup menafsirkan dirinya sendiri.
Contohnya, Keluaran hanya satu dari
banyak perpindahan suku dalam sejarah. Kalvari hanya salah satu dari sekian
banyak penghukuman mati oleh orang Romawi. Siapa dapat menduga tentang arti
penyelamatan yang unik dari peristiwa- peristiwa ini jika Allah tidak
memberitahukannya kepada kita?
Dalam arti tertentu semua sejarah
adalah kisahnya Allah, tetapi tidak satu pun yang menyatakan Dia kecuali Ia
sendiri bicara kepada kita tentang itu. Penyataan Allah bukan melalui perbuatan
tanpa perkataan (drama bisu) juga bukan seperti perkataan saja tanpa perbuatan.
Allah bicara kepada kita melalui perbuatan atau, lebih alkitabiah, melalui
perkataan yang diteguhkan dan digenapi oleh perbuatan. Fakta yang harus kita
hadapi ialah bahwa jika tidak ada penyataan lisan, maka sama sekali tidak ada
penyataan, tidak juga dalam kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus dari
Nazaret.
Bagaimanakah
Anda mengerti Mazmur 39:1-4 dalam terang yang dikatakan di atas? Apakah
penyataan umum dan khusus adalah sejajar dengan anugerah umum dan khusus?
Tuhan, terima kasih atas perbuatan-Mu dalam
hidupku dan perkataan-Mu yang Kau berikan untuk menolongku memiliki pandangan
benar tentang perbuatan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar