Jumat, 23 Juni 2017

Atraksi Jasmani bukan Fondasi Keluarga

Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja." Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan. Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." -- Kejadian 6:1-7

Mengapa Allah mengambil Roh-Nya dari manusia, menyingkatkan usia mereka hanya sampai 120 tahun, menyesal telah mencipta manusia, pilu hati dan akhirnya memutuskan untuk menghapuskan manusia dari muka bumi? Jawab: kawin-mawin manusia tidak berkenan kepada Allah. Allah menginginkan manusia menjadi pasangan yang sepadan yang menjadi gambar-Nya untuk berekanan dengan Dia menumbuh-kembangkan bumi. Tetapi yang terjadi di era pra-bah Nuh menentang maksud Allah itu dan mengancam langsung pewujudan rencana penyelenggaraan Allah atas bumi. Pasal 4 dalam pola pencatatan narasi Kejadian telah membuat pemisahan jelas antara generasi Kain dan Lamekh yang menjauhi Allah, menolak anugerah dan mengembangkan pola budaya ego-sentris, dari generasi Set yang pertama memanggil nama TUHAN (Yahweh). Maka ketika anak-anak lelaki Allah (generasi Set) hanya karena atraksi fisik kawin dengan anak-anak perempuan manusia (generasi Kain/Lamekh) maka pemisahan itu pun lenyaplah. Dengan kata lain pola kawin-mawin campur tanpa memedulikan rencana Allah ini membuat kelangsungan rencana Allah di bumi-Nya terancam lenyap. Itulah mengapa Allah menyesal mencipta manusia dan dengan pilu berniat melenyapkan seluruh manusia dan menumbuhkan generasi baru yang diluputkan yaitu Nuh.

Kiranya di dalam gereja dan keluarga Kristen rencana Allah, kesepadanan sebagai gambar Allah, kesadaran dan prinsip generasi ilahi sungguh diajarkan dan dipraktikkan dalam persahabatan pra-nikah, keputusan untuk nikah, dan kelangsungannya pasca-nikah. Amin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar