Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah [gentar]. Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru (harfiah: penderitaan awal seperti pada waktu perempuan melahirkan). -- Markus 13:7-8
Akan terjadi bencana sosial -- konflik, perang, kekerasan, kekejaman dalam berbagai hubungan domestik dan internasional, dan bencana alam, disertai gabungan bencana sosial dan alam -- kelaparan, kekeringan, polusi dsb. Tetapi semua ini bukan tanda- tanda keruntuhan/kehancuran bait dan Yerusalem -- dan apabila ini merupakan pola mengenai perjalanan sejarah menuju ESKATON (akhir zaman) -- ini hanya beberapa tanda awal dari permulaan penderitaan yang masih akan berlangsung beberapa saat seperti pada proses melahirkan sebelum HASIL FINAL terjadi.
Akar dari segala macam perang dari skala terkecil antar perseorangan sampai skala terbesar antar bangsa, adalah nafsu serakah, nafsu kuasa, nafsu ingin meluaskan terirtoral, nafsu mengangkangi sumber-sumber daya dalam tanah, laut dst. Sekarang pun kita makin melihat dengan kajian ilmiah sudah sedemikian gamblang tentang pemanasan bumi, ancaman perusakan permanen tumbuh-tumbuhan, binatang, isi laut dan lingkungan -- kendati semua ini, tetap saja tidak ada kemauan politik pada perusahaan-perusahaan raksasa, negara-negara adi-daya dan mini-daya untuk mengubah haluan. Dan memang akibatnya kita ketahui bahwa sebagian bencana alam seperti kekeringan, pemanasan global, pencemaran air dan udara, dst. adalah akibat tindakan sosial-ekonomi-politik penuh nafsu keserakahan ini.
Kita tidak boleh heran, berhenti pada gentar dan takut, menjadi pesimis dan apatis. Kita ditantang untuk bersaksi dalam hidup nyata dan perkataan tentang pemerintahan Allah melalui Injil yang membawa shalom, perubahan moral-spiritual-perilaku sosial-ekonomi dst. Justru di hadapan semakin banyaknya kejahatan sosial, ekonomi, politis -- dimana peran garam dan terang orang percaya dan Gereja? Apa kontribusi kita di hadapan masalah ketimpangan sosial, ketidakadilan ekonomi, konsumerisme, materialisme?
Masalah itu terlalu besar? -- Ini bukan alasan untuk pasif. Sebab, sebesar apapun masalah tetap terdiri dari komponen-komponen kecil -- dan, pribadi serta komunitas Kristen pasti bisa berkontribusi Injil Kerajaan di komponen kecil lingkup dan ranah langsung dimana kita sanggup berbuat sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar