Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Nyanyian. Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah. Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita. Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! Nama-Nya ialah TUHAN; beria-rialah di hadapan-Nya! Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia, tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul. -- Mazmur 68:1-7
Kendati ungkapan "Bangkitlah Allah" dalam mazmur Daud ini menggunakan bahasa doa/pujian Musa ketika tabut berjalan memimpin bani Israel menuju tanah perjanjian, hal Allah bangkit itu secara teologis terkonsentrasi pada banyak tindakan YHWH dalam dunia ini -- titik api dari bangkitnya, lawatan, hadirat / wajah Allah itu terjadi pada inkarnasi Yesus dan segenap segi pelayanan-Nya, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya, dan kelak dalam kedatangan-Nya kembali untuk menyempurnakan Kerajaan Allah di bumi ini. Dan, di antara Kenaikan dan Kedatangan kedua-Nya nanti ada kita -- gereja-Nya -- yang adalah wujud nyata lawatan, kehadiran dan wajah-Nya di bumi ini. Ini alasan mengapa Paulus dalam Efesus 4 "memodifikasi" salah satu ayat dalam mazmur ini untuk diartikan sebagai pemberian berbagai karunia dan pemberdayaan
Kita tidak percaya bahwa Allah terlena, tertidur, lengah atau masa bodoh tentang segala kejadian di bumi ini -- ulah orang fasik yang semakin digelapkan oleh dosa mereka, atau penderitaan umat Tuhan, orang-orang yang sengsara karena kebiadaban manusia serigala, juga ketidakberdayaan para yatim dan janda. Kita tidak percaya Allah yang hanya kadang-kadang mengintervensi sebab dalam PL kita berjumpa Dia terlibat penuh menopang segala sesuatu dengan kasih-hikmat-dan kuasa-Nya, yang dalam anugerah-Nya mencari, memanggil, menjumpai bahkan memulihkan orang yang dalam berbagai kesengsaraan. Dan dalam PB Ia bahkan menjadi Seorang yang adalah sesama kita -- turut menderita bahkan meneguk tandas semua kesengsaraan manusia sampai ke akar-akarnya.
Entah bagaimana wujud nyatanya, pasti wajah, hadirat, tindakan Allah akan menyerakkan musuh-musuh-Nya dan mereka akan bagaikan asap atau lilin meleleh. Karenanya keyakinan iman ini harus semakin kita tanamkan dalam-dalam dan ungkapkan alntara lain dalam doa syafaat, puji-pujian dan tindakan yang serasi dengan sifat serta tindakan Allah.
Hati kita meratap, bertanya, gelisah, takut dan marah oleh beberapa ulah teroris yang terjadi di Mako Brimob dan tiga gereja di Surabaya beberapa hari ini. Marilah kita hayati mazmur ini bahwa Ia hadir, tahu, menghadapkan wajah-Nya baik untuk menghibur kita yang berduka maupun untuk bertindak adil terhadap yang biadab melawan kemanusiaan. Komitmen iman kita perlu diwujudkan semakin nyata dalam doa-doa syafaat, puji-pujian yang mentakhtakan Allah, dan jangan lupa dalam perbuatan nyata kita, antara lain kebaikan, kesetiakawanan dalam lingkungan dekat, selalu mempertimbangkan tiap tindakan kita agar menyebarkan damai dan kebenaran bukan sebaliknya, dalam segala sikap dan tindakan yang melaluinya kasih, kebenaran, keadilan, pemulihan Allah dipancarkan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar