Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi. Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. -- 1 Korintus 15:40-44
Dari dunia tumbuh-tumbuhan yang menegaskan adanya penyelenggaraan ilahi melalui hidup-mati-hidup kembali, kini kita diajak merenung lingkup keberadaan yang lebih luas. Yaitu, alam semesta mahaluas. Ada ragam benda-benda langit (celestial -- bintang, planet, satelit, komet, dlsb.) dan ada ragam penghuni bumi (terestrial -- manusia, binatang, unggas, ikan,serangga, tumbuhan). Kesimpulan pertama dari pengamatan ini ialah bahwa semuanya itu dahsyat, indah, menakjubkan, namun benda-benda langit terlihat jauh lebih ajaib menakjubkan daripada yang bumiah. Maka dalam kebangkitan yang akan datang tubuh manusia yang bumiah ini akan mengalami perubahan sampai memiliki sifat surgawi yang indah, mulia dan tidak akan binasa.
Bukan saja itu, pada benda-benda langit kita menyaksikan tingkat-tingkat kemuliaan - dari segi ukuran, pola orbitnya, energi yang dihasilkan, dlsb. Bila di dalam lingkup ciptaan lama ada tingkat-tingkat kemuliaan sedemikian, maka mengapa sulit untuk mengimajinasikan dengan iman bukan saja kemungkinan adanya kebangkitan tetapi juga keragaman tingkat-tingkat kemuliaan dari semua dan setiap orang percaya yang dibangkitkan kelak.
Nas ini sesungguhnya sedang mengukuhkan iman percaya kita bahwa sungguh akan ada kebangkitan. Semua kelemahan, keterbatasan bahkan kehinaan yang sedang terjadi pada tubuh bumiah kita tidak boleh membuat kita tidak memiliki pengharapan sebab Tuhan akan memberikan kita tubuh kemuliaan. Bukan hanya itu, bagaimana kita menghidupi iman percaya dalam keadaan jasmani bumiah ini kini yang berarti bagaimana tingkat kita menghidupi anugerah dalam kehidupan keseharian kita pasti terkait pada derajat kemuliaan yang akan dianugerahkan Tuhan di dunia baru kelak. Oleh Roh-Nya mari kita mulai sekarang hidup sambil mencicipi semakin sungguh bahwa kita adalah bagian dari masa depan mulia itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar