Kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.-- Lukas 6:27-28
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. -- 1 Korintus 13:13
Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. -- 2 Petrus 1:5-7
Kasih adalah kekuatan yang sangat besar yang lebih dahsyat daripada maut dan tidak dapat dihalangi, dihambat atau ditahan oleh sesuatu apa pun lainnya. Jika demikian, mengapa kita orang percaya yang sudah menerima kasih Allah yang kekal dalam Yesus Kristus masih juga sempit, eksklusif, "inward-looking," sempit, egois, tidak peduli akan kesejahteraan dan kemajuan dan keselamatan orang lain? Keadaan menyedihkan ini, kondisi tidak serasi dengan fakta bahwa kita umat-Nya didapat, dipelihara, ditopang oleh kasih ilahi. harus dengan giat dan usaha kuat ditaklukkan oleh kebenaran dan oleh kenyataan dari sisi Allah. Kebenaran dan kenyataan sisi Allah ini bila dengan giat dipupuk dan ditumbuh-kembangkan niscaya dapat mengatasi dan mengubahkan naluri dosa yang membuat kasih natural kita.
Kebenaran apakah yang harus dengan sadar / sengaja kita ingat, hayati dan hidupi dalam keseharian kita? Pertama, Kebenaran bahwa umat manusia berasal dari dan merupakan cermin dari relasi kasih yang terdapat dalam Relasi Kasih Allah Tritunggal sendiri. Dan, bahwa universalitas manusia bukan saja berasal dari satu nenek-moyang sang gambar dan rupa Allah yaitu Adam dan Hawa tetapi juga menjadi gambaran dari Relasi Kasih Allah sendiri. Kedua, fakta bahwa kuat-kuasa kasih yang melintasi jurang lebar dan dalam antara Allah yang Mahakudus dan manusia berdosa telah diwujudkan dalam hidup-mati-bangkit-naik-Nya Yesus Kristus yang menyelamatkan kita; bahwa kasih itu telah dicurahkan rata ke dalam hati kita dan beroperasi dengan kuat mengubahkan kita menjadi makin mirip dengan kodrat kasih ilahi-Nya. Maka tidak hanya dengan mengingat fakta universalitas kita tetapi dengan bekerjasama mengizinkan kasih-Nya beroperasi dalam keseharian kita maka kita boleh mengasihi semua orang.
Siapakah semua orang itu? Itulah semua orang yang di sekitar kita -- yang tidak seiman, tidak sesuku / bangsa, tidak se-level dalam pendidikan, ekonomi, kedudukan, tidak sama dengan kita dalam banyak hal, bahkan yang ada dalam posisi lawan / musuh. Pasti ada banyak orang seperti itu di kantor, sekolah, pertetanggaan, pergaulan kita -- adakah doa, perhatian, pikiran, ungkapan kasih, kesaksian Injil kita dinyatakan bagi mereka?
Kasih universal adalah puncak dari rangkaian pertumbuhan iman dan bukti dari kesejatian iman kita. Kasih yang dengan giat dan sengaja kita praktikkan dalam keseharian melintasi sekat, lingkup, tembok naluri berdosa kita adalah kenyataan bahwa kita sedang bekerjasama dengan kuat-kuasa transformatif-Nya dalam diri kita. Ini memang proses -- berat dan panjang -- tetapi wajib kita juangkan sebab kita sedang menuju keberbagian kita dalam kodrat ilahi-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar