Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?" -- Keluaran 3:2-3
Ketika berdiri di tepi pantai dan menatap ke kejauhan Anda dapat berpikir bahwa horizon -- pertemuan antara laut dan langit -- sebagai dua kemungkinan. Entah itu hanya sebuah garis yang membentang dari kanan ke kiri yang menegaskan batas pemandangan Anda, atau itu adalah sesuatu yang di baliknya terdapat horizon-horizon lain pertemuan laut-laut dan langit-langit berikutnya. Yang terakhir ini sama sekali bukan khayalan. Apa yang perspektif Anda nyatakan adalah fakta yang dapat dialami / dibuktikan. Anda mungkin tidak dapat pergi ke balik batas pemandangan Anda -- horizon Anda -- tetapi pengetahuan Anda tentang sifat fisik dari alam semesta adalah jaminan cukup tentang fakta dan bentuk yang sungguh ada di balik horizon Anda itu. Jika Anda ingin memeriksa hal-hal di balik batas pemandangan kini, Anda harus bersedia pergi menuju mereka, tetapi Anda tidak memerlukan jaminan tentang eksistensi mereka. Garis horizon itu adalah pembatas bebas, sesuatu yang nyata namun yang bukan seperti pinggir meja yang tidak berubah.
Penerimaan akan dunia kerohanian dapat menjadi cara wajar memahami hidup -- senyata seperti melihat televisi, tetapi dengan tambahan dimensi baru. Pengetahuan kita tentang hakikat spiritual dari alam semesta fisik memberitahu kita bahwa horizon kita tidak hanya satu-satunya itu, bahwa sifat konkrit kenyataan fisik bukan keseluruhan realitas, bahwa sifat spiritual di dalam kenyataan fisik -- bersama membentuk keseluruhan dan keutuhan realitas sejatinya.
(Hubert van Zeller, The Currentof Spirituality, Templegate Publishers, 1970, pp. 64-65)
Perlu keingintahuan, keberanian Musa untuk menapak maju dan mendekat, untuk masuk ke horizon di balik horizon, untuk memiliki kecerdasan eksperiensial-spiritual- teologis-misional yang direntang-luaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar