Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya." Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga. Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.)" Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali. -- Matius 17:14-23
Alkitab mencatat bahwa ada masalah kurangnya iman baik pada orang yang membawa anaknya yang sering dirasuk roh jahat maupun pada para murid Yesus sendiri yang tidak sanggup menyembuhkan ketika diminta. Ini dibuktikan dari beberapa ucapan orang itu jika kita memeriksa catatan tentang peristiwa ini pada beberapa injil lainnya. "Jika Engkau dapat," "Tolonglah aku yang kurang iman ini," "para murid-Mu... tidak dapat menyembuhkannya." Dan juga dari komentar Yesus sendiri: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya" -- ini berarti Yesus menyatakan kondisi umum angkatan itu yang sedang dihadapkan dengan situasi sulit anak kerasukan roh jahat tersebut; dan jawaban Yesus kepada para murid bahwa mereka tidak dapat menyembuhkan karena "kamu kurang percaya" dan andai ada percaya sebesar biji sesawi saja (artinya iman yang hidup bukan dalam kehebatan diri sendiri tetapi yang mengandal penuh pada Allah Mahakuasa) -- "tidak ada yang mustahil!"
Bahwa prasyarat iman ini adalah kunci dari diterimanya anugerah penyembuhan akan nyata pada siapa saja yang melayani, bahkan pada pelayan yang dianggap kurang. Sebaliknya para murid yang sudah menerima karunia untuk mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang sakit (Matius 10:1) gagal dalam kasus ini, sebab tidak aktif mempraktikkan iman mereka -- dalam catatan tambahan nas ini, kurang berdoa-puasa. Kasus penyembuhan hamba Kornelius menunjukkan bagaimana iman menarik anugerah Roh bekerja; namun dalam kasus Elisa bahkan tanpa ada yang beriman, ketika mayat yang dicampakkan menyentuh tulang Elisa orang itu hidup kembali (2 Raja 13:21) -- ini menunjukkan dampak orang beriman bahkan sesudah mati.
Secara sepintas nas ini juga menyatakan bahwa gagalnya operasi iman disebabkan para murid belum paham benar arti dan dampak salib Kristus. Sesudah Yesus mati dan bangkit, barulah kita jumpai kisah para rasul yang diberdaya penuh oleh Roh untuk memberitakan injil, disertai banyak tanda dan mukjizat... bahkan jika perlu dalam memindahkan gunung (yi. St. Gregory Theomaturgus, St. Mark the Ascetic).
(disadur dari St. John Chrysostom, Homily LVII on Matthew XVII, 3, 4, B#54, pp 354-355).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar