Komentar Petrus tentang tulisan Paulus ini sebuah pujian atau kritikan? Apakah maksud dari: "dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami"? Ini bukan bicara tentang gaya tulisan Paulus melainkan tentang isi tulisannya. Bagian tentang apa saja yang dimaksud Petrus sebagai hal yang sukar difahami itu? Paulus menulis banyak hal seperti tentang berbagai aspek ajaran mengenai keselamatan, tentang siapa sejatinya Yesus Kristus, tentang pengharapan kekal orang percaya, tentang kebangkitan, tentang Roh Kudus dan karya-Nya dalam kehidupan orang percaya dan untuk Gereja, tentang akhir zaman. Mungkin yang dimaksud bagian sukar itu adalah konteks dekat nas ini yaitu ajaran tentang akhir zaman. Tetapi mengingat Petrus juga bicara tentang keselamatan, tentang percikan darah Yesus, tentang pengharapan yang tidak layu, cemar atau binasa, maka kemungkinan besar berbagai ajaran ini pun termasuk sukar difahami.
Nas ini pasti bukan sedang mengkritik Paulus sebab bagian sesudahnya bicara tentang mereka yang "tidak memahami dan tidak teguh iman, memutarbalikkan" bukan saja tulisan Paulus melainkan juga tulisan lain termasuk tulisan Petrus dan tulisan para nabi yang sebelumnya telah diingatkan oleh Petrus bahwa itu tidak boleh ditafsirkan semaunya. Jadi masalahnya bukan terletak pada tulisan para nabi atau para rasul -- kendati memang bahwa isi tulisan mereka mencakup hal-hal yang berbobot ilahi dan karenanya memang berat dan tidak boleh / bisa difahami dengan kaidah-kaidah akal manusia semata. Maka masalah lebih besar adalah pada orang yang tidak memahami dan tidak teguh iman. "Tidak memahami" boleh diterjemahkan sebagai tidak [bersedia] belajar / diajar -- karena datang dari dua kata "a" (tidak) dan "mathes/matheo" (belajar); "tidak teguh iman" bicara tentang keadaan tidak mengakar dalam kebenaran pokok-pokok iman. Maka peringatan keras Petrus sebenarnya tertuju pada orang yang tidak mau sungguh menjadi murid dari firman kebenaran dan yang memang imannya asal-asalan.
Ada hubungan erat antara tidak mau menjadi murid, tidak memiliki iman yang mengakar teguh mendalam dengan memiliki "biblical literacy" -- keaksaraan alkitabiah / celik Alkitab. Seharusnya orang percaya haus dan lapar akan kebenaran / air susu yang rohani dan sejati karena hidup ilahi di dalam kita menggeliat ingin bertumbuh-tambah mendewasa. Maka, apabila berjumpa isi Alkitab terlepas dari ringan atau berat isinya, harusnya ada semangat murid, kerinduan belajar, membuka diri dalam doa kepada pencerahan dari Roh Kudus dan melalui ajaran hasil gumulan orang percaya dari zaman ke zaman (ajaran Kristen historis).
Jadi, ayo tidak cukup mengakui Alkitab adalah firman-firman Allah, tetapi milikilah kerinduan dan komitmen untuk mempelajarinya dalam pertolongan Roh dan persekutuan Tubuh Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar