Kamu bukan milik kamu sendiri. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:
1 Korintus 6:19-20
Semua kita punya masalah dengan kemauan diri yang polos, terus terang, dan keras kepala: kecenderungan untuk melakukan apa yang saya rasa suka untuk lakukan, entah benar atau salah. Kembali, Paulus membawa masalah itu ke salib Kristus dan membereskannya di sana .
C. T. Studd misionaris besar dua generasi lalu berkata: “Jika Yesus Kristus adalah Allah dan mati bagiku, tidak ada kurban terlalu besar bagiku yang dapat kubuat untuk-Nya.” Logis sekali: kurban harus membalas kurban, kasih harus menjawab kasih.
Tetapi jelas pula bahwa tak seorang pun kita dapat menghindari masalah kehendak diri yang selalu ada. Selesaikan ia di satu-satunya tempat di mana ia dapat dibereskan – di kaki salib Kristus.
Paulus tahu bahwa pesan tentang Kristus dan Ia tersalib memiliki kuasa: kuasa untuk menyentuh hati manusia di kebutuhannya terdalam; kuasa untuk menciptakan dinamika baru bagi suatu jenis kehidupan yang baru; kuasa untuk membangkitkan kesetiaan dan komitmen; kuasa untuk membuat manusia menjadi baru.
Paulus ingin melihat hidup diubah oleh kuasa itu. Ia tahu bahwa itulah maksud Allah. Maka, dengan mengerti hal ini, ia membentuk kebijakan untuk hanya mengkhotbahkan Kristus dan Dia tersalib, menyaksikan daripada mendebat, dan tidak pernah menyimpang dari tema penebusan.
Kepenuhan sejati yang tak seorang pun kita mengalaminya penuh dalam hidup ini, hanya datang ketika kita menyukakan Allah dan menyukakan diri sebagai akibatnya.
Tuhan, hanya Engkau dapat membebaskanku dari keinginan menyukakan sifat dosa diriku dan memberiku hasrat serta kuasa untuk menyukakan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar