TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Lagi firman TUHAN kepadanya: "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu." -- Kejadian 15:5-7
Ketika dalam proses panjang mengikut Tuhan timbul kesadaran akan lemah dan lelahnya diri, harus bagaimanakah kita? Dari pengalaman Abram, bagaimana penguatan dan topangan dari Allah itu boleh kita alami? Firman Tuhan datang dalam suatu penglihatan, demikian catatan ay. 1. Dalam hikmat dan kedaulatan-Nya Allah tahu kapan dan bagaimana Ia akan meneguhkan hati orang yang dipimpin-Nya. Apabila dalam pimpinan sebelum ini dapat kita simpulkan bahwa Allah berfirman melalui kapasitas batiniah Abram, dalam nas ini Ia menyatakan firman-Nya kepada kapasitas pendengaran dan penglihatan Abram -- dalam suara dan penampakan. Sepanjang catatan Alkitab seterusnya kita masih kerap berjumpa dengan cara penyataan yang sama. Ini membuktikan bahwa kita bukan mengikuti patung berhala yang mati yang tidak dapat berbicara, bertindak, membimbing, menghibur dlsb. melainkan Allah yang hidup dan aktif bekerja mewujudkan kehendak dan rencana-Nya. Kita bersyukur bahwa catatan tentang sifat Allah, kehendak dan rencana Allah, kehendak moral dan spiritual Allah bagi kita, berbagai bentuk pengalaman nyata umat dengan Tuhan ada pada kita dalam kanon Alkitab yang boleh menjadi sumber untuk prinsip dan contoh bagi perjalanan iman kita kini. Pengalaman kita hidup dalam hadirat dan pimpinan Allah dan perjumpaan kita akan Allah dalam firman tertulis logisnya berjalan seiring dan serasi.
Allah kemudian membawa Abram keluar dan memerintahkan dia untuk melihat ke langit. Di hadapan hamparan langit bertaburan benda-benda langit yang keseluruhannya infinit secara jumlah, ukuran, dinamika dan estetikanya -- Allah menyatakan kepada Abram bahwa akan seperti itu juga keturunannya kelak. Dalam nas sebelum ini Allah memakai pasir di tepi laut sebagai rujukan, kini Ia memakai benda-benda langit di angkasa -- kini kita sebut ini sebagai bagian dari penyataan umum, alam sebagai media Allah menyatakan kemuliaan dan penyelenggaraan-Nya kepada umat-Nya.
Akibat dari dua perjumpaan ini -- firman dan alam, Abram percaya (Ibr.: aman) -- teguh atas dasar bukan saja janji Allah tetapi atas dasar Ia yang memberikan janji. Hal ini diperhitungkan Allah sebagai kebenaran.
Kita pun boleh mengalami penguatan iman secara kognitif, emotif dan volutif dengan bersandar penuh kepada Tuhan dan janji-janji-Nya dalam perjumpaan di dalam firman tertulis, di dalam pengalaman nyata yang sesuai Alkitab, dan di dalam penalaran akan penyataan umum alami Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar