Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lotpun bersama-sama dengan dia. Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya. Ia berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb sampai dekat Betel, di mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai, ke tempat mezbah yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama TUHAN. -- Kejadian 13:1-4
Kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit -- Kolose 1:23
Meski firman Tuhan tidak menyatakan adanya teguran Tuhan terhadap tindakan Abram pergi ke Mesir yang kemudian diikuti dengan rangkaian peristiwa memalukan, jelas kisah itu memaparkan kegagalan Abram. Ia gagal memercayai pemeliharaan Tuhan, bertanya pimpinan Tuhan, dengar-dengaran kehendak-Nya, berlaku benar di hadapan manusia. Sesudah ditolak Firaun ke luar dari Mesir, apa yang Abram buat? Ia kembali ke Negeb, lalu ke Betel dan Ai tempat pertama ia mendirikan mezbah. Ia kembali ke jalur perjalanan pertama ketika ia memasuki Kanaan, persis dari titik awalnya. Ia kembali ke awal ketika ia memanggil nama Tuhan! Pelajaran tentang hidup, iman, kasih pada intinya sama dengan pelajaran tentang pokok-pokok pelajaran apa pun. Kebenaran seperti jejaring yang masing-masing simpulnya berkaitan satu sama lain. Apabila ada satu simpul yang rapuh atau yang tidak tuntas kita hidupi, itu bisa menyebabkan simpul-simpul lain yang dekat maupun jauh darinya menjadi rentan dan rapuh juga. Maka seperti halnya Abram, jika ada pelajaran hidup yang di dalamnya kita gagal -- entah itu soal mengandalkan Tuhan, kejujuran, kerendahhatian, kerelaan, penyembahan, dlsb. -- kita perlu ditolong Tuhan agar simpul rapuh itu sungguh dikuatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar