Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. --Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. -- Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN. -- Kejadian 13:10-13
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? -- Matius 16:26
Semua syarat untuk sukses, hak untuk sukses menurut slogan-slogan para motivator duniawi masa kini ada pada Lot: ego yang kuat, 'assertiveness', perhitungan yang jeli, 'BQ' (business quotient) yang kuat dan serakah, lengkap ada padanya. Maka, begitu disilakan oleh Abram untuk memilih mana saja yang ia inginkan, Lot yang telah menjadi kaya karena mengikut Abram ini tanpa sungkan dan dengan tidak memiliki prinsip hidup yang lebih mendasar langsung memilih tanah yang tampak subur, memiliki sumber daya air melimpah, dan merujuk selain ke taman Tuhan juga ke salah satu pusat budaya dunia waktu itu yaitu Mesir. Ia ingin mendapatkan surga dan dunia sekaligus -- tidak peduli bahwa pilihannya itu menyebabkan ia mengkompromikan nilai-nilai dan mendekat ke kota-kota yang sangat jahat dan berdosa terhadap Tuhan, Demi makin kaya, makin berkembang bisnis ternaknya, makin melimpah asetnya Lot mengorbankan prinsip "cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya" -- dengan akibat kelak ketika murka Tuhan membumi-hanguskan Sodom dan Gomora, seluruh pencapaiannya musnah begitu saja.
Pilihan Lot bukan pilihan orang beriman. Orang percaya melihat, menimbang, memutuskan, bertindak dengan iman bukan dengan kalkulator. Orang beriman menjadikan Tuhan dan kebenaran-Nya sebagai standar mutlak dan semua pertimbangan lain harus tunduk kepada standar ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar