Di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam
segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan…
Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun.
1
Korintus 1:5, 7
Kita
benar ketika mengatakan bahwa karunia-karunia rohani datang dari Roh (1Kor.
12:4-31). Namun kita selalu cenderung menganggapnya sebagai bakat (kesanggupan alami)
atau suatu kesanggupan baru bersifat adikodrati (berbicara dalam lidah,
menyembuhkan, menerima pesan langsung dari Allah untuk orang lain, atau lainnya).
Kita belum terbiasa mendefinisikan karunia-karunia dalam rangka Kristus, sang
kepala tubuh, dan karya-Nya kini dari surga. Dalam hal ini kita tidak
alkitabiah.
Paulus menjelaskan bahwa karunia
rohani diberikan dalam Kristus, adalah pengayaan dari Kristus. 1 Korintus 12
mengandaikan perspektif yang berporoskan Kristus yang dijelaskan dalam 1
Korintus 1:4-7. Penting sekali kita melihat kebenaran ini, atau kita akan
mengacaukan antara talenta alami dengan karunia rohani.
Dalam Perjanjian Baru baik Paulus maupun
rasul lain tidak memberikan definisi tentang karunia rohani. Penegasan Paulus
bahwa penggunaan karunia membangun
(1Kor. 14.3-5, 12, 17, 26; Efs. 4:12) memperlihatkan apa sesungguhnya suatu
karunia rohani. Untuk Paulus, hanya melalui Kristus, di dalam Kristus, dan
dengan belajar tentang serta merespon kepada Kristus, orang dapat dibangunkan.
Maka karunia-karunia rohani harus didefinisikan dalam rangka Kristus sebagai
kuasa yang dinyatakan untuk mengungkapkan, merayakan, menyingkapkan, dan
mengkomunikasikan Kristus dengan berbagai cara, entah melalui perkataan atau
perbuatan.
Apakah
aku/gerejaku perlu diingatkan tentang kebenaran ini?
Tuhan Yesus, tolongku / kami untuk memahami
karunia-karunia rohani yang telah Kau berikan untuk memperlihatkan sesuatu tentang
diri-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar