Berbahagialah orang yang tidak berjalan
menurut nasihat orang fasik. - Mazmur 1:1
Mazmur
1 membuka nada dan menfokuskan pemandangan seluruh mazmur-mazmur. Mazmur ini
berisi renungan tentang sosok seorang yang saleh, dengan membandingkannya
dengan orang fasik. Ketika membaca mazmur-mazmur ingatlah hal ini dalam pikiran
Anda.
Orang yang saleh menjauhi pemikiran
dan rencana, perhatian dan sikap mereka yang mengejek kesalehan dan menolak
Allah. Sebaliknya mereka bersuka dalam hukum Allah. Mengapa? Sebab mereka
bersuka akan Allah sendiri sumber dan isi kesaksian hukum. Inilah jalan orang benar, dalam kontras dengan
jalan orang fasik.
Buah
dari kehidupan benar adalah Kesalehan
dalam perilaku, pengaruh
kebaikan, dan kontribusi positif kepada kesejahteraan orang lain. Dalam artian
tadi orang fasik jelas-jelas tidak berbuah; dosa menjadi kekuatan pemecah, yang
membuat para pelakunya membawa kesusahan baik bagi dirinya maupun bagi dunia
ini. Buah orang saleh bersifat tetap dan teratur, seperti pohon yang berakar di
tepi sungai dan disegarkan terus oleh air tanah. Gambaran itu menyatakan bahwa
Allah menyediakan kekuatan untuk segala pekerjaan baik melalui perenungan
Firman yang dilakukan orang saleh. Kemakmuran yang dialaminya bersifat
batiniah; sebab ia berusaha untuk melakukan segala sesuatu untuk kepujian
Allah, sesuai Firman-Nya, ia diperkaya oleh kepuasan batin dari hati nurani
yang baik, bahkan ketika usahanya terkesan terhalang dan gagal.
Kemantapannya
berasal bukan saja dari keutuhan
batinnya tetapi dari fakta bahwa Allah tahu jalannya, menerima, dan
memperhatikannya. Kelak ia akan berdiri di pengadilan Allah – diteguhkan dalam
perkenan Allah – sementara orang fasik yang jalannya tidak berkenan, akan
jatuh. Alkitab secara teratur menilai jalan hidup dengan bagaimana kenyataan
orang pada Hari Penghakiman.
Apakah
Perjanjian Baru memengaruhi realitas rohani dalam mazmur ini?
Tuhan, jika kelakuan, pengaruh, kontribusiku
tidak menyenangkan-Mu, nyatakan kepadaku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar